-
IHSG dibuka menghijau, namun berbalik merosot 0,04 persen ke 8.089.
-
Pasar saham global tertekan kekhawatiran baru hubungan dagang AS-China.
-
Saham teknologi global melemah setelah laporan keuangan di bawah ekspektasi.
Suara.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menghijau di awal sesi perdaganga Rabu, 29 Oktober 2025. IHSG menghijau di level 8.107.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), hingga pukul 09.09 WIB, IHSG justru berbalik merosot 0,04 persen menuju level 8.089.
Pada perdagangan pada waktu itu, sebanyak 2,8 miliar saham diperdagangkan dengan nilai transaksi sebesar Rp 1,36 triliun, serta frekuensi sebanyak 200.100 kali.
Dalam perdagangan di waktu tersebut, sebanyak 308 saham bergerak naik, sedangkan 230 saham mengalami penurunan, dan 418 saham tidak mengalami pergerakan.
Adapun, beberapa saham yang menjadi Top Gainers pada waktu itu diantaranya, AMMN, BBSI, BINA, BIRD, CITA, EXCL, GGRM, INTP, JSPT, MLBI, PGUN, POLU.
Sedangkan, saham yang masuk dalam Top Loser diantaranya, ASII, BBSS, BRAM, CASS, CBRE, DSSA, EDGE, INDF, ITMA, LFLO, MICE, MKPI.
Proyeksi IHSG
IHSG diproyeksikan berpotensi rebound pada perdagangan Kamis (23/10/2025), setelah pada sesi sebelumnya terkoreksi lebih dari satu persen.
Analis BNI Sekuritas menyebutkan, meski tekanan global masih membayangi, peluang teknikal IHSG untuk menguat kembali cukup terbuka.
Baca Juga: IHSG Merosot Lagi Hari Ini, Investor Masih Tunggu Pertemuan AS-China
Dalam laporan BNI Sekuritas Retail Report yang diterima Kamis (23/10/2025), IHSG pada perdagangan Rabu (22/10) tercatat turun 1,04 persen disertai dengan net buy asing sekitar Rp170 miliar. Saham-saham yang paling banyak diborong investor asing di antaranya BBCA, ASII, AMRT, IMPC, dan UNTR.
"IHSG berpotensi kembali rebound hari ini," tulis Fanny Suherman, Head of Retail Research BNI Sekuritas, dalam laporannya.
Secara teknikal, support IHSG diproyeksikan berada di kisaran 8.050–8.100, sedangkan resistance berada pada level 8.250–8.300.
Dari sisi eksternal, bursa global tertekan akibat meningkatnya kekhawatiran baru dalam hubungan dagang Amerika Serikat (AS) dan China. Wall Street kompak melemah pada penutupan perdagangan Rabu (22/10) setelah laporan keuangan sejumlah raksasa teknologi tidak memenuhi ekspektasi.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,71 persen, S&P 500 melemah 0,53 persen, dan Nasdaq Composite terpangkas 0,93 persen. Tekanan jual meningkat setelah Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengonfirmasi bahwa Gedung Putih tengah mempertimbangkan pembatasan ekspor perangkat lunak buatan AS ke China, mengikuti pernyataan Presiden Donald Trump dua pekan sebelumnya.
Sejumlah saham teknologi pun tertekan, di antaranya ON Semiconductor yang anjlok hampir 6 persen, Advanced Micro Devices (AMD) turun lebih dari 3 persen, serta Micron Technology dan VanEck Semiconductor ETF (SMH) masing-masing terkoreksi sekitar 2 persen. Sementara itu, Netflix merosot 10 persen akibat laba di bawah ekspektasi, sedangkan Intuitive Surgical justru melonjak hampir 14 persen karena laporan kinerja kuat.
Berita Terkait
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
Pilihan
-
Harga Emas Hari Ini Turun: Antam Belum Tersedia, Galeri 24 dan UBS Anjlok!
-
5 Fakta Wakil Ketua DPRD OKU Parwanto: Kader Gerindra, Tersangka KPK dan Punya Utang Rp1,5 Miliar
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
Terkini
-
R&I Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia di BBB+, Bukti Ekonomi Tangguh di Tengah Gejolak Global
-
Emas Antam Lebih Murah Rp 15.000, Berikut Daftar Harganya
-
Pengamat Energi Nilai Implementasi 'Co-Firing' untuk Transisi PLTU Secara Bertahap
-
Pemerintah Klaim Petani Bisa Cuan Gara-gara Program BBM E10
-
Rincian PMK No 72 Tahun 2025, Insentif Pajak untuk 5 Industri dan Pariwisata
-
IHSG Diprediksi Menguat 'Bersama' Wall Street, Cek Saham-saham Rekomendasi Ini
-
Harga Emas Hari Ini Turun: Antam Belum Tersedia, Galeri 24 dan UBS Anjlok!
-
Satu Lagi Bank Bangkrut, OJK Cabut Izin Usaha BPR Nagajayaraya Sentrasentosa
-
Laba Inti PWON Lampaui Ekspektasi Konsensus di Kuartal 3 2025
-
Menkeu Purbaya Tolak Skema Burden Sharing BI-Kemenkeu, Singgung Independensi