- Ada 13 perusahaan yang antre IPO di BEI hingga November 2025.
- Lima perusahaan dalam antrean tersebut merupakan perusahaan beraset skala besar (di atas Rp250 miliar).
- Pipeline didominasi oleh perusahaan dari sektor energi dan teknologi.
Suara.com - Pasar modal Indonesia tetap menarik bagi perusahaan untuk mencari pendanaan melalui penawaran umum perdana saham (IPO).
Bursa Efek Indonesia (BEI) mengungkapkan bahwa hingga saat ini, terdapat 13 perusahaan yang masih antre dalam pipeline pencatatan saham.
Menariknya, antrean ini didominasi oleh perusahaan-perusahaan dengan skala aset yang besar.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, menyampaikan bahwa dari total 13 perusahaan tersebut, sebanyak lima perusahaan merupakan perusahaan beraset skala besar, yakni yang memiliki total aset di atas Rp250 miliar.
Selain perusahaan besar tersebut, pipeline IPO juga diisi oleh enam perusahaan beraset skala menengah, dengan nilai aset antara Rp50 miliar hingga Rp250 miliar.
Sementara itu, dua perusahaan sisanya adalah perusahaan beraset skala kecil, yaitu di bawah Rp50 miliar.
Dominasi Sektor Energi dan Teknologi
Secara sektor, antrean IPO ini tersebar di berbagai bidang industri yang mencerminkan diversifikasi ekonomi nasional. Nyoman Yetna merinci sebaran 13 perusahaan dalam pipeline sebagai berikut:
- Sektor Energi: Empat perusahaan
- Sektor Barang Baku: Dua perusahaan
- Sektor Industri: Dua perusahaan
- Sektor Teknologi: Dua perusahaan
- Sektor Barang Konsumen Nonprimer: Satu perusahaan
- Sektor Barang Konsumen Primer: Satu perusahaan
- Sektor Transportasi dan Logistik: Satu perusahaan
Capaian dan Target BEI Hingga November 2025
Baca Juga: IPO Jumbo Superbank Senilai Rp5,36 T Bocor, Bos Bursa: Ada Larangan Menyampaikan Hal Itu!
Tingginya minat untuk melantai di bursa ini sejalan dengan capaian yang telah diraih BEI sepanjang tahun 2025. Hingga 7 November 2025, sebanyak 24 perusahaan telah sukses melangsungkan IPO di pasar modal Indonesia.
Dari aksi korporasi tersebut, total dana yang berhasil dihimpun mencapai Rp15,21 triliun.
Selain IPO, pasar modal juga aktif dalam instrumen utang. BEI mencatat penerbitan sebanyak 156 emisi dari 75 penerbit Efek Bersifat Utang dan Sukuk (EBUS), dengan dana yang terhimpun senilai Rp180,8 triliun.
Saat ini, sebanyak 21 emisi dari 16 penerbit EBUS juga tengah berada dalam pipeline antrean pencatatan.
Untuk aksi Rights Issue atau penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu, terdapat 10 perusahaan yang telah melangsungkan aksi korporasi ini dengan total nilai mencapai Rp16,63 triliun.
Satu perusahaan dari sektor properti masih berada dalam antrean untuk melangsungkan rights issue.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Sedan Bekas yang Jarang Rewel untuk Orang Tua
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- 5 Sepatu Lari Hoka Diskon 50% di Sports Station, Akhir Tahun Makin Hemat
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman Skechers Buat Jalan-Jalan, Cocok Buat Traveling dan Harian
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
Pilihan
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
-
John Herdman Dikontrak PSSI 4 Tahun
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah, RAM Besar Memori Jumbo untuk Pengguna Aktif
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
Terkini
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
-
BSU BPJS Ketenagakerjaan Cair Tahun 2026? Ini Faktanya
-
Purbaya dan Tito Surati Pemda, Minta Kurangi Seminar hingga Perjalanan Dinas demi Efisiensi
-
Tren Mudik Hijau Melesat: Pengguna Mobil Listrik Naik Dua Kali Lipat, PLN Siagakan 4.516 SPKLU
-
UMK Tangerang Tertinggi, Ini Daftar Upah Kota dan Kabupaten di Banten 2026
-
Mengapa SK PPPK Paruh Waktu Belum Muncul di MyASN? Ini Solusinya
-
Purbaya Minta 'BUMN Kemenkeu' Turun Tangan Dorong Pertumbuhan Ekonomi
-
BNPB: Rumah Korban Bencana Aceh dan Sumatera Dilengkapi Sertifikat Tanah Resmi
-
PHR Kantongi Sertipikat Tanah 542 Hektare, Amankan Aset Negara demi Ketahanan Energi Nasional
-
Pemerintah Tetapkan SOP Ketat Cegah Masuknya Zat Radioaktif di Tanjung Priok