Bisnis / Energi
Senin, 10 November 2025 | 20:14 WIB
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia pada Senin (10/11/2025) mengatakan pihaknya mempertimbangkan untuk kembali mengizinkan Freeport beroperasi setelah operasi tambang emas terbesar di Indonesia itu dihentikan sejak September kemarin. [Suara.com/Yaumal Asri Adi Hutasuhut]
Baca 10 detik
  • Operasi tambang bawah tanah Freeport berhenti usai bencana longsor yang menewaskan 7 pekerja pada September 2025.
  • Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan pendapatan negara terganggu akibat berhentinya operasional Freeport.
  • Bahlil berencana mengizinkan kembali operasional Freeport di area yang tidak terdampak longsor.

Suara.com - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sedang mengevaluasi kembali area tambang bawah tanah PT Freeport Indonesia yang operasinya berhenti pasca kecelakaan yang menewaskan 7 orang pekerja pada September lalu.

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan area yang tak terimbas longsor dikaji untuk dibuka kembali karena pendapatan negara berkurang akibat berhentinya salah satu tambang emas terbesar di dunia tersebut.

"Ada bagian yang memang tidak ada kaitannya dengan musibah. Ini lagi di-exercise untuk bagaimana bisa kita produksi," kata Bahlil kepada wartawan di Kementerian ESDM, Jakarta pada Senin (17/11/2025).

"Karena kalau tidak kita produksi, itu dampaknya nanti kepada pendapatan negara, karyawan di sana, kepada pendapatan daerah," imbuh Bahlil.

Selain itu terhentinya operasional pertambangan juga menghambat rantai pasok smelter Freeport yang berada di Gresik, Jawa Timur. Lebih lanjut, Bahlil mengungkap proses investigasi kecelakaan di di area tambang bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC) masih terus berjalan.

"Dan sekarang tim kami masih di sana. Makanya saya belum berani untuk ngomong secara menyeluruh karena timnya kami belum memberikan laporan," katanya.

Bahlil pun menegaskan tidak terdapat tenggat waktu dalam proses investigasi yang dijalankan Kementerian ESDM.

"Enggak bisa kita pakai deadline. Nanti kita target waktu, kemudian kerjanya enggak benar, nanti bahaya. Karena ini nyawa ya. Nyawa harus kita betul-betul teliti," tuturnya.

Secara terpisah, Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Dirjen Minerba) Tri Winarno menyampaikan bahwa Freeport sudah mengajukan permohonan untuk mengoperasikan kembali tambang yang tidak terdampak oleh longsor.

Baca Juga: Pakar Beberkan Keuntungan Negara dalam Penambahan Saham Freeport 12 Persen

"Sudah (mengajukan), tapi mitigasinya seperti apa, itu yang kami mau tahu," ujar Tri.

Sebelumnya, Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas menyampaikan bahwa smelter Freeport yang berlokasi di Gresik, Jawa Timur, tidak beroperasi karena tidak memperoleh pasokan konsentrat sejak longsornya tambang bawah tanah di Grasberg Block Cave (GBC).

Sejak longsor lumpur bijih basah terjadi di area tambang bawah tanah kawasan Grasberg Block Cave (GBC) Extraction 28-30 Panel, Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua Tengah, pada 8 September 2025, Freeport memberhentikan operasional tambangnya.

Pemberhentian operasional tersebut bertujuan untuk memfokuskan sumber daya dalam mengevakuasi tujuh orang pekerja yang terjebak di area tambang. Seluruh korban ditemukan secara bertahap, hingga pada 6 Oktober, Freeport menyatakan pencarian selesai.

“Mudah-mudahan kami bisa segera beroperasi walaupun tidak dalam kapasitas penuh, supaya bisa ada konsentrat yang kami produksi untuk dikirim ke smelter-smelter,” kata Tony.

Implikasi terhentinya operasional tambang Freeport selama lebih dari sebulan terhadap realisasi produksi perusahaan akan segera dikalkulasi. Tony menyampaikan bahwa yang menjadi fokus bagi Freeport saat ini adalah restorasi tambang setelah tuntasnya evakuasi tujuh korban.

Load More