-
Bahlil Lahadalia menegaskan izin pertambangan di Raja Ampat sudah ada sejak tahun 1970-an, jauh sebelum dirinya menjabat.
-
Ia membantah tudingan bahwa dirinya yang memperbolehkan aktivitas tambang di kawasan tersebut.
-
Bahlil menyatakan telah mencabut empat izin tambang lama demi menjaga kepentingan negara dan lingkungan
Suara.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia kembali buka suara soal keberadaan aktivitas pertambangan di sekitar kawasan Raja Ampat, Papua Barat Daya, yang sempat jadi pembicaraan beberapa waktu lalu.
Dia menyebut bahwa perizinan pertambangan di kawasan itu telah ada sejak dulu, bahkan sebelumnya dirinya lahir.
Bahlil memaparkan bahwa terdapat lima izin usaha pertambangan atau IUU di kawasan Raja Ampat.
Salah satunya dimiliki PT Gag Nikel yang merupakan anak usaha BUMN, PT Aneka Tambang Tbk (Antam).
"Dan itu adalah kontrak karya yang dilakukan sejak tahun 70-an. Ibu saya, sama ayah saya belum ketemu, Pak. Barang ini sudah ada. Saya belum ada di muka bumi," kata Bahlil saat rapat kerja dengan Komisi XII DPR RI di di kompleks parlemen, Jakarta pada Selasa (11/11/2025).
Bahlil pun heran, seolah dirinya yang memperbolehkan aktivitas pertambangan di kawasan itu.
"Tapi dikaitkan seolah-olah itu, saya yang urus. Dan saya juga tahu siapa kontraktornya. Tapi-kan, enggak usah sampai gitu-gituan banget kita," kata Bahlil.
Bahlil pun mengaku sudah mencabut IUP empat perusahaan. Beberapa di antaranya diterbitkan pada 2004 oleh bupati dan gubernur dengan rezim undang-undang lama.
"Itu pun kita cabut. Dan saya pikir yang begini-begini, kita semua dalam ruang ini punya nyali lah untuk melakukan itu. Selama Merah Putih dan Ibu Pertiwi, untuk kebaikan Ibu Pertiwi, saya pikir, saya enggak ada mundur-mundur itu, sudah biasa di jalanan kok kita," pungkas Bahlil.
Baca Juga: Kementerian ESDM Berhati-hati Tangani Tambang Emas Ilegal di Mandalika
Berita Terkait
-
Dapat Tax Holiday, Bahlil Pastikan PT Lotte Chemical Indonesia Perluas Pabrik di Cilegon
-
Selain Pabrik Raksasa Lotte, Prabowo Pacu 18 Proyek Hilirisasi Lain: Apa Saja Targetnya?
-
Pabrik New Ethylene Project Diresmikan, Bahlil : Kita Tak Perlu Lagi Impor!
-
New Ethylene Project Diresmikan, Bahlil Curhat Proses Pembangunannya di Depan Prabowo!
-
Pakar: Peningkatan Lifting Minyak Harus Dibarengi Pengembangan Energi Terbarukan
Terpopuler
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
Terkini
-
Pemerintah Kucurkan Bantuan Bencana Sumatra: Korban Banjir Terima Rp8 Juta hingga Hunian Sementara
-
Apa Itu MADAS? Ormas Madura Viral Pasca Kasus Usir Lansia di Surabaya
-
Investasi Semakin Mudah, BRI Hadirkan Fitur Reksa Dana di Super Apps BRImo
-
IPO SUPA Sukses Besar, Grup Emtek Mau Apa Lagi?
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
BUMN Infrastruktur Targetkan Bangun 15 Ribu Huntara untuk Pemulihan Sumatra
-
Menpar Akui Wisatawan Domestik ke Bali Turun saat Nataru 2025, Ini Penyebabnya
-
Pemerintah Klaim Upah di Kawasan Industri Sudah di Atas UMP, Dorong Skema Berbasis Produktivitas
-
Anggaran Dikembalikan Makin Banyak, Purbaya Kantongi Rp 10 Triliun Dana Kementerian Tak Terserap
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga