- IHSG ditutup melemah tipis pada Kamis, 13 November 2025, turun 0,20 persen mencapai level 8.371, dengan nilai transaksi total mencapai Rp25,45 triliun.
- Tekanan terbesar pada IHSG hari itu bersumber dari penurunan sektor teknologi, sektor non-siklikal, dan sektor industri berdasarkan pergerakan poin sektoral tercatat.
- Penurunan IHSG ini dilaporkan tidak terpengaruh oleh penguatan bursa Asia meskipun terdapat pengesahan RUU belanja di Amerika Serikat.
Suara.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah tipis pada perdagangan Kamis, 13 November 2025. IHSG turun 16,57 poin atau 0,20 persen ke level 8.371.
Pada perdagangan hari ini, total nilai transaksi mencapai Rp25,45 triliun dengan volume perdagangan sekitar 62,37 miliar saham.
Sebanyak 314 saham menguat, 345 saham melemah, dan sisanya stagnan. Kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp 15.341 triliun.
Dari sisi sektoral, tekanan terbesar datang dari sektor teknologi (4,73 poin), diikuti sektor non-siklikal (3,59 poin) dan sektor industri (1,47 poin).
Beberapa saham yang masuk jajaran top gainers antara lain MORA yang melonjak 25 persen ke Rp 5.075, SHIP naik 19,71 persen ke Rp 6.225, dan SRAJ menguat 12,77 persen ke Rp 13.250.
Sementara itu, saham-saham yang masuk daftar top losers di antaranya UDNG turun 10 persen ke Rp 4.050, ITMG melemah 1,95 persen ke Rp 22.650, dan POLU terkoreksi 1,75 persen ke Rp 22.475.
Seperti dikutip dari Phillip Sekuritas Indonesia, IHSG tidak terdampak dari penguatan bursa Asia mayoritas menguat setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menandatangani Rancangan Undang-Undang (RUU) Belanja menjadi Undang-Undang, mengakhiri penutupan pemerintahan (government shutdown) selama 43 hari, yang merupakan penutupan terpanjang dalam sejarah AS.
Di Australia, indeks S&P/ASX 200 melemah untuk hari ketiga berturut-turut setelah data tenaga kerja menunjukkan tingkat pengangguran turun ke 4,3 persen pada Oktober dari 4,5 persen di bulan sebelumnya.
"Penurunan ini memadamkan harapan pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat oleh bank sentral Australia," tulis Philip Sekuritas Indonesia.
Baca Juga: IHSG Sesi I Dibayangi Aksi Ambil Untung Big Cap, Cek Saham Paling Banyak Dibeli
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
Terkini
-
Pertumbuhan Kredit Kuat dan DPK Meningkat, Fungsi Intermediasi Bank Mandiri Solid di Akhir Tahun
-
Saham-saham yang Cum Date 29 Desember, Siap Bagikan Dividen Jumbo
-
BRI Peduli Salurkan 5.000 Paket Sembako di Ciampea
-
Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
-
Harga Emas Diprediksi Makin Naik Tahun 2026, Faktor 'Perang' Jadi Kunci
-
La Suntu Tastio, UMKM Binaan BRI yang Angkat Tradisi Lewat Produk Tas Tenun
-
Pasca Akusisi, Emiten Properti Milik Pengusahan Indonesia Ini Bagikan Dividen
-
Harga Emas Kompak Meroket: Galeri24 dan UBS di Pegadaian Naik Signifikan!
-
Pabrik Chip Semikonduktor TSMC Ikut Terdampak Gempa Magnitudo 7 di Taiwan
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Tahun 2025, Update Terbaru OJK Desember