-
Penempatan likuiditas Rp 200 triliun di Himbara mendorong pertumbuhan industri multifinance dan P2P lending.
-
Industri multifinance menyumbang sekitar 52% dari total pembiayaan PVML senilai Rp 973,78 triliun per September 2025.
-
OJK menekankan prinsip kehati-hatian dan perlindungan konsumen dalam penyaluran pembiayaan
Suara.com - Kebijakan penempatan likuiditas negara senilai Rp 200 triliun di Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) ternyata meningkatkan industri multifinance.
Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, LKM dan LJK Lainnya (PVML) OJK Agusman, mengatakan, kebijakan pemerintah dapat mendorong opsi pendanaan kepada industri pinjaman daring peer-to-peer atau fintech p2p lending.
"Likuiditas bank yang membaik diharapkan dapat mendorong peningkatan channeling pendanaan kepada industri Pindar," katanya dalam jawaban tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat (14/11/2025).
Dia mencatat per September 2025, porsi pendanaan dari perbankan berkisar 64 lersen dari total outstanding pendanaan industri Pindar.
OJK terus mendorong penyelenggara pindar untuk bekerjasama dengan lembaga jasa keuangan lainnya termasuk perbankan untuk meningkatkan akses pembiayaan.
Namun, mesti diiringi dengan prinsip kehati-hatian, termasuk menjaga perlindungan konsumen dalam memberikan pinjaman pembiayaan.
"Khusus sektor produktif, dengan tetap memperkuat prinsip kehati-hatian dan perlindungan konsumen dalampemberian pembiayaan," katanya.
Secara keseluruhan, penyaluran pembiayaan di sektor PVML; termasuk Modal Ventura, LKM, dan LJK Lainnya, mencapai total Rp 973,78 triliun per September 2025, tumbuh 5,06 persen secara year-on-year (yoy).
Dari total pembiayaan yang hampir Rp 1.000 triliun tersebut, industri multifinance menyumbang sekitar Rp 507 triliun.
Baca Juga: Gagal Bayar Massal, OJK Seret KoinP2P dan Akseleran ke Penegak Hukum
Angka ini menunjukkan bahwa multifinance mendominasi, dengan porsi sekitar 52 persen dari keseluruhan pembiayaan yang disalurkan di bawah pengawasan PVML.
Berita Terkait
-
OJK: Generasi Muda Bisa Bantu Tingkatkan Literasi Keuangan
-
Geger Fraud Rp30 Miliar di Maybank Hingga Nasabah Meninggal Dunia, OJK: Kejadian Serius!
-
OJK Catat Sektor Perbankan Tetap Sehat, NPL Minim dan CAR Kuat
-
Kasus Fraud Maybank, OJK: Ini Masalah Serius!
-
Krisis Keuangan, OJK Cabut Izin Usaha PT Sarana Aceh Ventura
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
Terkini
-
Danantara Banyak Kasih Syarat KRAS Sebelum Suntik Dana Rp 8,35 Triliun
-
Garuda Indonesia Tahan Datangkan 3 Pesawat Baru, Apa Alasannya?
-
Setelah CHT, Menkeu Purbaya Ditantang Bereskan Penyaluran Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau
-
Uang Digital Terus Berkembang Pesat di Indonesia
-
Profil Dirut Bank BJB Yusuf Saadudin yang Meninggal Dunia
-
Rupiah Bangkit ke Rp16.716, Namun Ancaman Fiskal dan Geopolitik Bayangi Pasar
-
Cadangan Devisa RI Terkuras di 2024, Gubernur BI Ungkap Alasan Utama di Baliknya
-
IHSG Berbalik Menghijau di Jumat Pagi, Namun Dibayangi Pelemahan Rupiah
-
Emas Antam Naik Tipis Rp 2.000 Jelang Akhir Pekan, Intip Deretan Harganya
-
Industri Perbankan Berduka, Bos Bank BJB Yusuf Saadudin Wafat