-
Evaluasi penyebab longsor di tambang GBC masih berlangsung dan operasi di titik terdampak diperkirakan baru bisa dibuka lagi pada Maret–April 2026.
-
Longsor menewaskan tujuh pekerja, sehingga proses evaluasi dilakukan ketat demi keselamatan sebelum produksi dapat dimulai kembali.
-
Beberapa area lain seperti Big Gossan dan DMLZ sudah boleh beroperasi, namun produksinya masih minim dan hanya sekitar 30% dari total bijih Freeport
Suara.com - Proses evaluasi untuk mencari penyebab terjadinya longsor di area tambang Grasberg Block Cave (GBC) miliki PT Freeport Indonesia masih berlangsung.
Dampaknya, area tambang yang menjadi titik kecelakaan belum dapat beroperasi.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan, tim Kementerian ESDM masih berada di lokasi.
Dia menyebut proses evaluasi akan berakhir antara Maret atau April 2026 untuk kemudian dapat beroperasi kembali.
"Tim kami lagi melakukan evakuasi. Kami targetkan mungkin bulan 3 atau 4 tahun depan baru bisa itu," kata Bahlil saat ditemui wartawan di Kementerian ESDM, Jakarta pada Jumat (14/11/2025).
Proses evaluasi itu berlangsung lama, sebab Kementerian ESDM tidak ingin mengambil risiko, terlebih berkaitan dengan keselamatan kerja.
Tercatat, saat longsor yang terjadi pada September lalu, setidaknya tujuh orang pekerja dilaporkan meninggal dunia.
"Ini nyawa orang, ini bukan hanya persoalannya bisnis, nyawa orang. Dan kami harus ngecek apa penyebabnya. Setelah itu diaudit oleh tim ahli. Setelah itu rekomendasi, dilakukan perbaikan, baru dilakukan produksi," jelas Bahlil.
Sementara itu, untuk area tambang yang tidak terdampak telah diizinkan beroperasi kembali. Keputusan itu diambil dengan pertimbangan matang.
Baca Juga: Bahlil Dorong Freeport Olah Konsentrat Tembaga Amman
"Setelah dilakukan evaluasi, kemudian kami membuat analisa, ada bagian yang enggak ada hubungannya dengan longsor underground itu. Itu enggak apa-apa, berjalan. Itu kan ada sekitar 6 km atau 7 km itu (dari titik longsor), itu jalan (beroperasi) saja," ujar Bahlil.
Sementara, Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Minerba) Kementerian ESDM Tri Winarno menyebut, dua area tambang yang kembali beroperasi adalah Big Gossan dan Deep Mill Level Zone (DMLZ). Meski sudah beroperasi, belum dapat memproduksi.
Selain itu, menurut Tri produksi dari area kawasan tambang itu juga tidak terlalu signifikan.
"Enggak banyak. Dia cuma 600 ribu per tahun kira-kira gitu. Jadi cuma 30 persen dari total produksi bijih PTFI, (Freeport)" kata Tri Gedung DPR-MPR RI, Jakarta pada Kamis (13/11/2025).
Berita Terkait
-
ESDM Masih Hitung Kuota Impor BBM untuk SPBU Swasta, Kemungkinan Naik
-
Belum Ada Kata Sepakat, Shell Indonesia Mau Temui Pemerintah Lagi Bahas Stok BBM
-
ESDM: Meski Sudah Diuji BBM Bobibos Belum Tersertifikasi
-
Menteri Bahlil Kebut 18 Proyek Hilirisasi Energi, Target 2026 Jalan
-
Dapat Tax Holiday, Bahlil Pastikan PT Lotte Chemical Indonesia Perluas Pabrik di Cilegon
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
Pilihan
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
Terkini
-
Dana Pengguna Indodax Hilang, Manajemen Buka Suara
-
Harga Pangan Merosot Jelang Akhir Tahun, Ini Daftarnya
-
Purbaya Kaget Dengar Curhat TNI, Mesti Utang demi Perbaiki Infrastruktur Terdampak Bencana
-
Finex and doctorSHARE Dukung Akses Kesehatan di Wilayah Kepulauan
-
Pertamina Gelontorkan 280 Ribu BBM untuk Operasional Genset di Aceh
-
Rupiah Konsisten Menguat, Dolar AS Loyo ke Level Rp16.773
-
Industri Tembakau Tolak Kemasan Rokok Polos, Dinilai Rugikan Usaha dan Pekerja
-
BRI Peduli Salurkan Bantuan Darurat dan Layanan Kesehatan di Wilayah Aceh
-
Emiten DEWA Terdorong Proyek Emas, Segini Target Harga Sahamnya
-
Minat IPO Sepi di 2025, BEI Lapor Hanya Capai 26 Emiten