Suara.com - Pada Sabtu (15/11/2025) di Radio Republik Indonesia (RRI), Jakarta Pusat, CORE Indonesia dan Suara.com berkolaborasi menggelar Youth Economic Summit 2025 atau YES 2025. Dalam talkshow Youth Economic Talk, hadir tema "Empowering Youth: Smart Finance, Strategic Investment, Sustainable Business".
Tampil sebagai salah satu pembicara dalam sesi Investasi Portofolio adalah Ni Putu Kurniasari, Chief Operating Officer Bareksa. Topik yang dibawakan adalah kesalahan mindset investasi yang masih banyak terjadi di masyarakat Indonesia.
Ia menyoroti budaya FOMO (Fear Of Missing Out), rasa putus asa generasi muda, hingga tekanan sebagai sandwich generation yang sering membuat seseorang salah langkah sejak awal.
Menurut Putu, banyak orang terjebak di titik awal karena menganggap investasi adalah jalan cepat menuju kekayaan.
“Banyak orang masuk dunia investasi dengan pikiran bahwa investasi pasti bikin kaya. Apalagi sekarang sosial media membuat semua terlihat gampang jadi ‘crazy rich’, akhirnya muncul budaya FOMO yang sebenarnya tidak sehat,” ujarnya.
Hopeless dan Tekanan Hidup Membentuk Pola Salah
Putu juga menyebut perasaan “hopeless” sebagai salah satu faktor besar yang membuat anak muda enggan menata masa depan finansial. Lonjakan harga properti menjadi contoh yang membuat sebagian orang merasa mustahil mengejar aset tertentu.
“Melihat harga rumah sekarang, banyak orang jadi merasa tidak terjangkau. Lalu muncul pikiran, ya sudah, hidup cuma sekali, mending senang-senang sekarang. Rasa hopeless ini yang akhirnya membuat orang enggan memulai investasi,” jelasnya.
Selain itu, tekanan sebagai sandwich generation juga membuat banyak individu mencari investasi instan tanpa memahami risiko.
Baca Juga: BRI Terus Berkomitmen Majukan UMKM Sebagai Pilar Ekonomi Nasional
“Sandwich generation itu kalau ditanya soal investasi suka satir. Boro-boro invest, kita masih harus bantu kakak, adik, bahkan keponakan. Beban ini membuat orang akhirnya mencari investasi yang langsung besar hasilnya,” kata Putu.
Pahami Profil Risiko dan Pilih Instrumen yang Tepat
Menurut Putu, banyak kesalahan investasi terjadi karena seseorang salah dalam menentukan profil risiko. Orang yang tidak memiliki passion atau waktu untuk mempelajari investasi tidak seharusnya memilih instrumen berisiko tinggi.
“Kalau passion saya guru, ya jangan tiba-tiba lari ke aset yang resikonya tinggi. Begitu rugi, nanti malah bilang investasinya bodong, padahal pilihan awalnya sudah salah,” ungkapnya.
Ia mengingatkan bahwa prinsip dasar investasi tetap berlaku kapan pun.
“Dalam investasi itu sederhana: semakin tinggi imbal hasilnya, pasti semakin tinggi juga risikonya. Itu yang harus dipahami sejak awal,” tegasnya.
Berita Terkait
-
BRI Terus Berkomitmen Majukan UMKM Sebagai Pilar Ekonomi Nasional
-
KOWANI Gandeng SheTrades: Rahasia UMKM Perempuan Naik Kelas ke Pasar Global!
-
Shopee Jagoan UMKM Naik Kelas Viral di Dunia Maya, Raup Lebih dari 85 Juta Views
-
Dugaan Mark Up Mesin Jahit Rp4 Miliar, Kejari Geledah Kantor Sudin UMKM Jakarta Timur
-
BRI Hadirkan Ratusan Pengusaha UMKM Binaan dalam Festival Kemudahan dan Pelindungan Usaha Mikro
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- Biodata dan Pendidikan Gus Elham Yahya yang Viral Cium Anak Kecil
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
Youth Economic Summit 2025 : Pentingnya Manfaat Dana Darurat untuk Generasi Muda
-
Kapan Bansos BPNT Cair? Penyaluran Tahap Akhir Bulan November 2025, Ini Cara Ceknya
-
Youth Economic Summit 2025: Ekonomi Hijau Perlu Diperkuat untuk Buka Investasi di Indonesia
-
Apa Itu Opsen Pajak? Begini Perhitungannya
-
Youth Economic Summit 2025: Peluang Industri Manufaktur Bisa Jadi Penggerak Motor Ekonomi Indonesia
-
Kapan Kenaikan Gaji Pensiunan PNS 2025 Cair? Ini Kata Kemenkeu dan Realitanya
-
Youth Economic Summit (2025) : Indonesia Diminta Hati-hati Kelola Utang
-
BRI Terus Berkomitmen Majukan UMKM Sebagai Pilar Ekonomi Nasional
-
Adakah Pinjaman Tanpa BI Checking? Jangan Mudah Tergiur, Cek Dulu Hal Penting Ini!
-
Youth Economic Summit 2025 : Indonesia Tangkap Peluang Pekerjaan Baru untuk Kurangi Penganggur