Bisnis / Keuangan
Senin, 17 November 2025 | 13:15 WIB
Grab menepis kemungkinan merger dengan GOTO dalam waktu dekat. Foto: Pengemudi ojek daring menunggu penumpang di Stasiun Sudirman, Jakarta, Senin (20/5/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]
Baca 10 detik
  • Presiden Grab, Alex Hungate mengatakan pihaknya memang tidak menutup kemungkinan untuk merger dengan raksasa teknologi Indonesia, GOTO.
  • Pertumbuhan Grab di Indonesia sedang bagus, jadi belum ada keperluan untuk merger dengan GOTO.
  • Merter GOTO - Grab dikabarkan akan melibatkan Danantara dan didorong oleh Softbank.  

Namun keinginan SoftBank untuk bersatu tampaknya buntu usai Direktur Utama GOTO Patrick Walujo disebut-sebut enggan untuk melakukan penyatuan entitas. Patrick adalah salah satu investor GOTO lewat bendera Northstar.

"SoftBank Group Corp, Provident Capital Partners, dan Peak XV yang termasuk di antara kelompok investor besar Grup GOTO tengah berupaya mengganti CEO Patrick Walujo,” ungkap sumber yang mengetahui kabar tersebut, seperti dikutip Bloomberg, Kamis (13/11/2025).

Softbank sendiri bahkan dilaporkan telah menandatangani memo resmi kepada Dewan Direksi GOTO untuk segera menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang direncanakan pada 25 November 2025.

Keinginan SoftBank untuk melihat GoTo dan Grab merger didasarkan pada logika ekonomi yang sangat pragmatis, yang kerap digaungkan oleh Masayoshi Son sendiri.

Saat ini GoTo dan Grab terus melakukan "perang harga" dan memberikan subsidi besar-besaran untuk merebut pasar. Praktik "bakar uang" ini sangat merugikan investor, termasuk SoftBank. Merger akan mengakhiri subsidi ganda, sehingga jalan menuju profitabilitas menjadi lebih cepat dan jelas.

Dengan menggabungkan pasar e-commerce, ride-hailing, dan fintech terbesar di Asia Tenggara, entitas hasil merger akan menjadi monopoli de facto yang nilai pasarnya jauh lebih besar. Bagi SoftBank, ini adalah cara tercepat untuk mendapatkan return maksimal dari investasi miliaran dolar mereka.

Merespons kabar panas ini, Direktur Legal GOTO, R. A. Koesoemohadiani, buru-buru menenangkan pasar, menegaskan bahwa RUPSLB yang diagendakan pada 25 November 2025 adalah rutin dan tidak berkaitan dengan rencana aksi korporasi apa pun, termasuk isu merger dengan Grab.

Load More