- Menteri AHY menyatakan transformasi logistik nasional sangat fundamental untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045.
- Visi 2045 menuntut percepatan signifikan guna mendorong pertumbuhan ekonomi hingga 8%.
- Pertamina Group, melalui PIS, mendukung transformasi logistik dengan mengoperasikan 108 kapal.
Suara.com - Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menegaskan bahwa transformasi sektor logistik nasional merupakan kunci fundamental untuk mewujudkan visi besar Indonesia Emas 2045.
Menurut AHY, ekonomi Indonesia hanya akan tumbuh pesat dan memberikan dampak langsung pada kesejahteraan masyarakat jika ditopang oleh sektor konektivitas yang memiliki daya saing tinggi.
“Untuk itu, kita ingin sektor logistik Indonesia makin maju. Tema besar tahun ini adalah 'Transforming Logistics, Transforming Indonesia'. Sangat relevan dengan arah pembangunan kita,” ujar AHY, Rabu lalu.
Dalam kesempatan tersebut, AHY secara khusus menyoroti pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk mencapai tujuan nasional. Prinsip yang diusungnya adalah "no one and no region left behind" (tidak ada satu pun individu maupun wilayah yang tertinggal).
"Kerja sama dan kolaborasi antar semua stakeholder adalah kunci sukses. Kita ingin pertumbuhan ekonomi tinggi disertai pemerataan dan keberlanjutan," tegasnya.
Visi Indonesia Emas 2045, lanjut AHY, menuntut kerja keras dan percepatan nyata karena fase waktu yang tersedia terbilang singkat dalam perspektif sejarah, yaitu hanya dua dekade.
Target yang harus dicapai sangat ambisius: Indonesia harus melipatgandakan upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi hingga 8% dan meningkatkan Produk Domestik Bruto (GDP) per kapita agar setara dengan negara-negara maju.
“Prosperity (kemakmuran) dan sustainability (keberlanjutan) harus bergandengan tangan,” pungkas AHY.
Sejalan dengan semangat transformasi yang didorong oleh Pemerintah, sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mulai melakukan aksi nyata untuk mendukung peningkatan daya saing logistik nasional.
Baca Juga: Impor Minyak dari AS Dimulai Desember, Pertamina Bakal Diizinkan Beli Tanpa Lelang?
Sebagai contoh, Pertamina Group telah menunjukkan dukungan konkret terhadap transformasi logistik nasional, khususnya di sektor energi.
Saat ini, Pertamina Group mengoperasikan sebanyak 108 kapal milik sendiri yang melayani distribusi energi di seluruh wilayah Indonesia, bahkan hingga ke kancah internasional. Kinerja ini menunjukkan komitmen BUMN dalam memperkuat konektivitas dan memastikan pemerataan energi di Nusantara.
Melalui anak usahanya, yakni PT Pertamina International Shipping (PIS), perusahaan mendukung transformasi logistik nasional dan ketahanan energi melalui modernisasi armada serta peningkatan standar operasional di sektor logistik maritim kelas dunia. Sehingga, menambah kapabilitas dan daya saing industri pelayaran nasional di pasar mancanegara.
Direktur Utama PT Pertamina International Shipping (PIS) Surya Tri Harto menambahkan, peningkatan dan modernisasi armada distribusi dan logistik energi bertujuan untuk memperkokoh keandalan distribusi dan memperkuat ketahanan energi nasional.
PIS saat ini mengoperasikan lebih dari 90 rute domestik dan 65 rute internasional, dengan kinerja positif yang terus meningkat. Hingga kuartal III/2025, PIS telah mengangkut energi setara 127,35 juta KL baik untuk dalam maupun luar negeri.
Capaian solid tersebut seiring dengan berbagai inisiatif dan inovasi yang ditempuh, mulai dari pengembangan kapal dan terminal milik hingga melakukan digitalisasi untuk menunjang operational excellence .
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 10 Rekomendasi Skincare Wardah untuk Atasi Flek Hitam Usia 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Kilang Minyak Indonesia Tetap Relevan di Tengah Pergeseran ke EBT
-
Blockchain Dianggap Mampu Merevolusi Pengelolaan Data Nasional, Benarkah?
-
Dukung Kemajuan Industri Sawit, BRI Fasilitasi Sindikasi Pembiayaan Rp5,2 Triliun bagi PT SSMS
-
Perlukah BBM Bobibos Lakukan Pengujian Sebelum Dijual, Begini Kata Pakar
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
IHSG Sumringah Melojak Didorong BI Rate, Intip Saham yang Cuan Hari Ini
-
Rupiah Ngacir di Penutupan Sore ke Level Rp 16.708, Imbas BI Rate Ditahan
-
Jangan Panik! BI Bongkar Semua Trik Intervensi Rahasia untuk Stabilkan Rupiah
-
Emang Boleh Rapat Penentuan BI Rate Dihadiri Menkeu Purbaya? Begini Aturannya