-
Ekonomi digital RI diprediksi melonjak 6 kali lipat dalam 5 tahun.
-
Potensi ekonomi digital nasional capai USD600 M, lampaui proyeksi awal.
-
Jumlah startup RI harus ditingkatkan; masih kalah dari Singapura & Malaysia.
Suara.com - Peta jalan ekonomi Indonesia lima tahun ke depan diproyeksikan akan didominasi oleh lompatan luar biasa di sektor digital. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, optimis bahwa nilai ekonomi digital Indonesia akan bertambah hingga enam kali lipat dan menembus angka fantastis di tengah persaingan ketat di Asia Tenggara.
Hal ini disampaikan Airlangga dalam sambutannya pada acara Ecoverse Summit 2025 di Hotel Westin, Jakarta, Kamis (20/11/2025).
Airlangga menyebut, berdasarkan kesepakatan ASEAN Digital Economic Framework Agreement (DEFA), nilai ekonomi digital Indonesia diproyeksikan meningkat dari semula USD 90 miliar menjadi USD 360 miliar pada tahun 2030.
Namun, menurut pemetaan pemerintah, potensi yang dimiliki Indonesia jauh lebih besar dari angka tersebut.
“Opportunity-nya bukan hanya USD 360 miliar tetapi bisa meningkat menjadi USD 600 miliar (sekitar Rp9.000 triliun, kurs Rp15.000/USD),” kata Airlangga, memancarkan optimisme terhadap masa depan digital nasional.
Airlangga menegaskan bahwa estimasi ambisius ini hanya dapat dicapai jika penguatan ekosistem digital berjalan simultan, mencakup regulasi, infrastruktur, dan inovasi teknologi. Pemerintah saat ini fokus mempercepat berbagai strategi agar Indonesia tidak tertinggal dalam kompetisi global.
Sektor yang menjadi tulang punggung penguatan digitalisasi RI adalah infrastruktur penunjang, seperti perluasan jaringan, pusat data, hingga pemanfaatan teknologi terbaru seperti pengembangan Artificial Intelligence (AI), industri Semkonduktor hingga genome Sequencing untuk sektor kesehatan.
Meskipun optimis dengan nilai ekonomi, Airlangga menyoroti satu kelemahan krusial: jumlah perusahaan rintisan (startup) di Indonesia yang masih tertinggal jauh dari negara tetangga.
“Saat ini ada sekitar 45 perusahaan [berpotensi unicorn atau decacorn]. Tapi masih lebih rendah dibandingkan negara ASEAN seperti Malaysia yang memiliki 60 lebih perusahaan startup, Singapura bahkan lebih banyak lagi dengan 450 perusahaan atau kali lipat dari Indonesia,” pungkasnya.
Baca Juga: MK Batalkan Aturan HGU 190 Tahun di IKN, Airlangga: Investasi Tetap Kami Tarik!
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 5 Rekomendasi Bedak Tabur untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Halus dan Segar
Pilihan
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaik November 2025, Cocok Buat PUBG Mobile
-
Ratusan Hewan Ternak Warga Mati Disapu Awan Panas Gunung Semeru, Dampak Erupsi Makin Meluas
-
Profil Victor Hartono: Pewaris Djarum, Dicekal Negara Diduga Kasus Pajak
-
Dugaan Korupsi Miliaran Rupiah, Kejati DIY Geledah Kantor BUKP Tegalrejo Jogja
Terkini
-
NeutraDC Jalin Kerja Sama dengan AMD Perkuat Infrastruktur AI di Asia Tenggara
-
Pedagang Thrifting Minta Legalisasi dan Bersedia Bayar Pajak, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Peduli
-
Purbaya Ogah Terima Pajak dari Pedagang Thrifting, Anggap Ilegal Layaknya Ganja
-
Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
-
Didampingi PNM Urus Dokumen Usaha, Ibu Rantiyem Mantap Kembangkan dan Wariskan Usaha Batik
-
Syarat dan Cara Mengikuti Lelang di Pegadaian, Waktunya Berburu Barang Berharga Murah
-
Purbaya soal Pejabat Kemenkeu Diperiksa Kejagung: Itu Masa Lalu, Bukan Sekarang
-
IHSG Menguat Tipis Sore Ini, Apa Saja Saham yang Cuan
-
Ekonom Buka Data Soal Perlunya Kebijakan Moratorium CHT
-
Gunung Semeru Erupsi, Gimana Nasib Jadwal Penerbangan?