- Banjir bandang di Sumatera pada 3 Desember 2025 telah mengakibatkan 811 korban meninggal dunia dan 623 orang hilang.
- PT Toba Pulp Lestari (TPL) dibantah keras dikaitkan kepemilikannya dengan Luhut Binsar Pandjaitan hingga kini.
- Gubernur Sumatera Utara akan merekomendasikan penutupan TPL akibat konflik agraria dengan masyarakat adat setempat.
Suara.com - Bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat sejak sepekan terakhir telah menyita perhatian nasional. Per 3 Desember 2025, pukul 16.08 WIB, jumlah korban meninggal dunia banjir Sumatera mencapai 811 orang dan 623 lainnya hilang.
Bencana ini dinilai bukan semata-mata dipicu oleh curah hujan tinggi, melainkan diperparah oleh ulah manusia, seperti pembalakan liar yang merusak hutan dan mengurangi daya serap air.
Terkait hal ini, ada perusahaan yang belakangan disorot karena dugaan berkontribusi terhadap kerusakan lingkungan, yaitu PT Toba Pulp Lestari Tbk (TPL) (kode saham: INRU).
TPL, yang sebelumnya dikenal sebagai PT Inti Indorayon Utama Tbk, kerap dikaitkan dengan tokoh nasional Luhut Binsar Pandjaitan.
Namun, hal ini tidak benar dan Luhut Binsar Pandjaitan tidak berkaitan dengan PT Toba Pulp Lestari Tbk. Berdasarkan data kepemilikan saham menunjukkan:
Pemilik Mayoritas: Hingga 2025, pemegang saham mayoritas TPL adalah Allied Hill Limited (AHL), sebuah perusahaan investasi berbasis di Hong Kong, yang menguasai 92,54 persen saham INRU.
Pemilik Akhir: AHL dimiliki oleh Everpro Investments Limited, yang sepenuhnya di bawah kendali pengusaha Singapura, Joseph Oetomo.
Dengan demikian, PT Toba Pulp Lestari bukan dimiliki oleh Luhut Binsar Pandjaitan.
TPL sendiri didirikan oleh pengusaha nasional Sukanto Tanoto pada 26 April 1983 dan memulai operasi komersial pada 1989.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Motor Listrik yang Aman Terobos Banjir, Bisa Terjang Genangan Air Tinggi
Setelah melalui restrukturisasi besar-besaran dan beberapa kali perubahan kepemilikan mayoritas (termasuk Pinnacle Company Pte. Ltd. pada 2007), kepemilikan kini berada di tangan Allied Hill Limited setelah akuisisi pada 2025 senilai Rp555,8 miliar.
Kontroversi PT Toba Pulp Lestari
Perjalanan operasional TPL, yang berpusat di Kabupaten Toba dan memproduksi bubur kertas (pulp) berbahan baku kayu eukaliptus, tidak pernah lepas dari kontroversi.
Puncak konflik terjadi pada 1999 yang memaksa Presiden BJ Habibie menghentikan sementara operasinya untuk audit lingkungan.
Meskipun sempat dinyatakan harus ditutup pada era Presiden Gus Dur, pabrik kembali beroperasi pada 2003 setelah berganti nama menjadi PT Toba Pulp Lestari Tbk.
Mengenai tuduhan perusakan lingkungan dan deforestasi yang diduga memperparah banjir Sumatra Utara, PT Toba Pulp Lestari mengeluarkan bantahan keras.
Berita Terkait
-
Evaluasi Bantuan Dilempar dari Heli, Panglima TNI Ubah Strategi Pakai Box CDS dan Payung Udara
-
Waspada! Ratusan Pengungsi Banjir Sumatra Diserang Demam, Ini Biang Keroknya
-
Tragedi Banjir Sumbar: 161 Jenazah Dikenali, Puluhan Lainnya Masih 'Tanpa Nama', Mayoritas Anak-anak
-
Bandara 'Pribadi' IMIP Morowali, Karpet Merah Investor atau Ancaman Kedaulatan?
-
Hati Ivan Gunawan Tergerak, Salurkan Rp150 Juta untuk Korban Banjir Sumatera Lewat Mandjha Hijab
Terpopuler
- Resmi Dibuka, Pusat Belanja Baru Ini Hadirkan Promo Menarik untuk Pengunjung
- Kenapa Motor Yamaha RX-King Banyak Dicari? Motor yang Dinaiki Gary Iskak saat Kecelakaan
- Nggak Perlu Jutaan! Ini 5 Sepatu Lari Terbaik Versi Dokter Tirta untuk Pemula
- 5 Shio Paling Beruntung di 1 Desember 2025, Awal Bulan Hoki Maksimal
- 5 Moisturizer dengan Kolagen agar Kulit Tetap Elastis dan Muda
Pilihan
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah Terbaru Desember 2025, Pilihan Wajib Gamer Berat dan Multitasker Ekstrem
-
Tak Sampai Satu Bulan, Bank Jakarta Klaim Salurkan 100 Persen Dana dari Menkeu Purbaya
-
Rupiah Melemah Tipis ke Rp16.626, Pasar Cari Petunjuk dari Risiko Global
-
iQOO 15 Resmi Meluncur di Indonesia: HP Flagship Monster Pertama dengan Snapdragon 8 Elite Gen 5
-
Rosan Tunjuk Purbaya Usai Sebut Kerjaan Kementerian Investasi Berantakan
Terkini
-
Marak Rokok Ilegal di Jakarta, Bea Cukai: Masuk dari Malaysia-China
-
IHSG Cetak 22 Rekor Sepanjang 2025, 1 Kali Era Sri Mulyani dan 21 Kali Era Menkeu Purbaya
-
BEI Suspensi Perdagangan Saham 5 Emiten Usai Lonjakan Harga yang Signifikan
-
Kemenhub Larang Operasional Truk di Jalan Tol Selama Nataru, Catat Tanggalnya
-
Pemerintah Didesak Susun Peta Jalan Industri Hasil Tembakau,
-
Rupiah Lesu Lawan Dolar AS Hari Ini, Kondisi Geopolitik Jadi Pemicu
-
Saham INET Meroket Lagi Hari Ini: YTD Tembus 1.200 Persen, Ada Update Right Issue
-
PNM Kirim Karyawan Terbaik ke Malaysia, Singapura, dan Tanah Suci: Penghargaan Atas Integritas
-
Bea Cukai Musnahkan Rokok Ilegal dan Miras, Selamatkan Kerugian Negara Rp 31,6 Miliar
-
Kemenperin Akui Industri Otomotif Bahaya, Meski Penjualan Mobil Listrik Meroket, Ini Alasannya