News / Nasional
Rabu, 03 Desember 2025 | 16:34 WIB
Sejumlah helibox di distribusikan Prajurit TNI AU Skadron Udara 2 menggunakan metode Container Delivery Sistem (CDS) dengan pesawat CN 295 di Kecamatan Kuala Simpang, Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh, Selasa (2/12/2025). [ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah/bar]
Baca 10 detik
  • Panglima TNI Jenderal Agus menjelaskan bantuan beras rusak karena dijatuhkan dari helikopter kepada korban banjir Sumatra.
  • TNI mengevaluasi dan ke depan akan menggunakan kemasan 'box' dengan baling-baling saat menjatuhkan bantuan dari udara.
  • KSAD menegaskan evaluasi dilakukan agar bantuan rusak tidak terulang meskipun penyaluran tetap dari udara sebab helikopter tidak bisa mendarat.

Suara.com - Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto buka suara mengenai bantuan berupa beras yang rusak akibat kemasan pecah karena dijatuhkan dari helikopter.

Kekinian TNI memastikan telah mengevaluasi agar kejadian serupa tidak terulang

Agus menekankan pemberian bantuan untuk para korban banjir Sumatra terpaksa dilakukan dengam cara dilempar dari helikopter karena alasan kondisi di lapangan.

Ke depan pemberian bantuan akan dilakukan dengan cara sama , hanya saja bantuan yang dijatuhkan akan dikemas ke dalam box.

"Jadi barang itu dijatuhkan dari pesawat dalam bentuk box-box yang pakai baling-baling jadi ke tanah tidak hancur," kata Agus dalam jumpa pers bersama di Lanud Halim Perdamakusuma, Jakarta, Rabu (3/12/2025).

"Juga menggunakan payung udara, dibawa menggunakan Hercules C130, kemarin sudah dilaksanakan di Aceh Tamiang hari ini juga kita laksanakan sistem Box CDS (carry delivery system), yaitu menggunakan pesawat CN dan Hercules," Agus menambahkan.

Sementara itu, KSAD Jenderal Maruli Simanjuntak menegaskan kejadian bantuan rusak karena dijatuhkam dari helikopter tidak akan terulang.

Pihaknya sudah melakukan evaluasi mencegah terjadinya kerusakan kemasan bantuan kendati penyalurammya tetap dilakukan saat helikopter terbamg karena tidak bisa melakukan pemdaratan.

Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto. (Suara.com/Bagaskara)

"Tadi sudah dijelaskan terkait dengan droping, jadi memang heli itu tidak bisa mendarat dimanapun jadi landasan harus siap. Jadi kondisi bantuan harus diberikan, jadi kita coba untuk dilempar, setelah ada yang pecah kita evaluasi lagi, dan kita tetap berupaya sampai sekarang tidak terjadi lagi sudah," kata Maruli.

Baca Juga: Target Rp500 Juta, Donasi Ferry Irwandi Tembus Rp10 Miliar dalam 24 Jam

Jaga Personel dan Alutsista

Mengingat jalur dan akses untuk menyalurkan bantuan yang tidak mudah, Panglima TNI Agus meminta prajurit di lapangan dapat menjaga keselamatan diri serta alutsista.

"Kemarin dalam pemberian bantuan yang saya tekankan kepada prajurit TNI agar tetap menjaga keamanan personel dan alutsista, yaitu pesawat yang digunakan," kata Agus.

Imbauan tersebut disampaikan bukan tanpa alasan. Agus menyampaikan jumlah prajurit yang gugur saat bertugas dalam penanganan bencana banjir Sumatra.

"Karena di Padang ada 3 personil TNI, 2 dari POM, 1 dari Babinsa pada saat membantu penanganan bencana terbawa arus beberapa hari, dan ditemukan dalam keadaan meninggal dunia sehingga saya tekankan dalam penanganan bencana agar tetap menjaga keamanan personel dan alutsista yang digunakan," kata Agus.

Load More