- Kewajiban Neto Posisi Investasi Internasional Indonesia pada kuartal III-2025 meningkat menjadi USD 262,9 miliar.
- Kenaikan kewajiban neto ini bersumber dari peningkatan Kewajiban Finansial Luar Negeri yang melebihi AFLN.
- Struktur PII Indonesia tetap terjaga, didominasi instrumen berjangka panjang seperti investasi langsung (93,1 persen).
Suara.com - Posisi Investasi Internasional (PII) Indonesia pada kuartal III-2025 mencatat kewajiban neto yang meningkat. Pada akhir kuartal III-2025, kewajiban neto tercatat sebesar USD 262,9 miliar.
Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan kewajiban neto pada akhir triwulan II 2025 sebesar USD 244,5 miliar.
Direktur Eksekutif Komunikasi BI Ramdan Denny mengatakan peningkatan kewajiban neto tersebut bersumber dari kenaikan posisi Kewajiban Finansial Luar Negeri (KFLN) yang lebih tinggi dibandingkan kenaikan posisi Aset Finansial Luar Negeri (AFLN).
"Posisi AFLN Indonesia naik terutama karena valuasi harga pasar pada beberapa negara penempatan aset yang meningkat," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (8/12/2025).
Selanjutnya, posisi AFLN pada akhir kuartal-III 2025 tercatat sebesar USD 541,1 miliar , naik 0,7 persen ( qtq) dari USD 537,3 miliar pada akhir triwulan II 2025.
Peningkatan posisi AFLN dipengaruhi oleh kenaikan harga emas, harga saham global, dan harga aset pada beberapa negara penempatan aset.
"Posisi KFLN Indonesia meningkat terutama dipengaruhi oleh peningkatan posisi investasi langsung dan investasi portofolio," katanya.
Posisi KFLN pada akhir kuartal III-2025 tercatat sebesar USD 803,9 miliar, naik 2,8 persen (qtq) dari 781,8 miliar dolar AS pada akhir kuartal II-2025. Peningkatan KFLN ditopang oleh terjagannya aliran masuk modal asing dalam bentuk investasi langsung sebagai cerminan terjaganya persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian dan iklim investasi domestik.
"Peningkatan posisi KFLN juga dipengaruhi oleh kenaikan harga saham di Indonesia," bebernya.
Baca Juga: Turun Dibanding Oktober, Uang Beredar per November 2025 Tembus Rp 2.136,2Triliun
Bank Indonesia memandang perkembangan PII Indonesia pada kuartal III-2025 tetap terjaga sehingga mendukung ketahanan eksternal. Hal ini tecermin dari rasio PII Indonesia terhadap PDB pada kuartal III-2025 yang tetap terjaga sebesar 18,3 persen. Selain itu, struktur kewajiban PII Indonesia juga didominasi oleh instrumen berjangka panjang (93,1 persen) terutama dalam bentuk investasi langsung.
Ke depan, Bank Indonesia senantiasa mencermati dinamika perekonomian global yang dapat memengaruhi prospek PII Indonesia dan terus memperkuat respons bauran kebijakan yang didukung sinergi kebijakan yang erat dengan Pemerintah dan otoritas terkait guna memperkuat ketahanan sektor eksternal.
"Bank Indonesia akan terus memantau potensi risiko terkait kewajiban neto PII terhadap perekonomian," tandasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Timur Kapadze Tolak Timnas Indonesia karena Komposisi Pemain
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 19 Kode Redeem FC Mobile 5 Desember 2025: Klaim Matthus 115 dan 1.000 Rank Up Gratis
- 7 Rekomendasi Sabun Cuci Muka dengan Niacinamide untuk Mencerahkan Kulit Kusam
- John Heitingga: Timnas Indonesia Punya Pemain Luar Biasa
Pilihan
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
Terkini
-
Dampak Kebijakan Penyeragaman Kemasan Rokok Terhadap Buruh
-
Viral Purbaya Usul MBG Diganti Uang, Kemenkeu Pastikan Hoaks
-
Kementan Disorot Usai Rincian Bantuan Bencana Viral, Harga Beras Rp60 Ribu/Kg Dinilai Janggal
-
Pasokan Rusia dan Venezuela Terancam, Harga Minyak Dunia Melonjak
-
Aceh Tak Lagi Gelap Gulita, Pasokan Listrik Hampir 100 Persen Pulih
-
Menkeu Purbaya Ngeluh Saham Gorengan, Apa Gebrakan OJK?
-
Bank Saqu Bidik Layanan Keuangan Sektor Otomotif
-
Rupiah Jadi Mata Uang Paling Lesu di Asia Senin Pagi, Tembus Level Rp 16.676
-
LPS Catat Jumlah Rekening Tidur Turun Jadi 657,19Juta
-
IHSG Bangkit pada Awal Sesi ke Level 8.676, Cermati Saham-saham Ini