- Kemenkeu memastikan anggaran pemulihan banjir Sumatra akan diprioritaskan menggunakan dana alokasi cetak sawah.
- Pemerintah telah mengalokasikan ketahanan pangan 2025 dan 2026, yang alokasinya bisa dikerahkan untuk pemulihan lahan.
- Menkeu telah menyiapkan dana tambahan untuk BNPB, namun masih menunggu pengajuan resmi kebutuhan spesifik penanganan bencana.
Suara.com - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan Pemerintah memiliki anggaran untuk pemulihan bencana banjir Sumatra.
Direktur Anggaran Bidang Perekonomian dan Kemaritiman, Direktorat Jenderal Anggaran Kemenkeu, Tri Budianto menyebut kalau mereka bakal memakai anggaran cetak sawah untuk memperbaiki lahan pertanian dari bencana Sumatra.
Tri menyebut kalau setiap tahun Pemerintah sudah mengalokasikan anggaran cetak sawah setiap tahun dengan lokasi yang berbeda-beda.
Untuk 2025 misalnya, Pemerintah mengalokasikan anggaran ketahanan pangan Rp 144,6 triliun dengan program cetak sawah 225 ribu hektare dan intensifikasi lahan 80 ribu hektare.
Sedangkan di 2026 anggaran ketahanan pangan mencapai Rp 210,4 triliun, yang mana program cetak sawah dan optimasi lahan 550 ribu hektare dengan alokasi dana Rp 23,7 triliun.
"Jadi anggaran yang ada untuk cetak sawah, untuk pemulihan atau optimalisasi lahan, bisa semua dikerahkan, lokasinya yang difokuskan di sana dulu. Jadi anggarannya sudah bisa tersedia, sudah bisa dihasilkan," katanya saat konferensi pers di Karawang, Jawa Barat, Selasa (9/12/2025).
Namun ia tak menampik kalau tidak semua lahan yang terdampak bencana Sumatra bisa dijadikan sawah ataupun perkebunan. Perlu ada perbaikan lahan untuk mengatasi wilayah tersebut.
Maka dari itu, anggaran cetak sawah nantinya bakal difokuskan ke wilayah terdampak banjir Sumatra alih-alih daerah di Indonesia lainnya.
"Berarti tinggal lokasinya saja sementara dialihkan dulu untuk wilayah bencana, untuk memulihkan," lanjutnya.
Kendati begitu anggaran tersebut tak bisa langsung dialihkan untuk pertanian karena Pemerintah juga perlu memperbaiki lahan.
Namun dia memastikan Pemerintah memiliki dana untuk membiayai wilayah tersebut.
"Nah setidaknya karena anggarannya memang tahun depan ada," pungkasnya.
Sebelumnya Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa memastikan bahwa pemerintah telah menyiapkan dana tambahan untuk membantu Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam menangani dampak banjir dan tanah longsor yang melanda Provinsi Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Namun, Menkeu menegaskan bahwa Kementerian Keuangan (Kemenkeu) masih menunggu pengajuan resmi mengenai kebutuhan anggaran spesifik dari BNPB.
"Kami tunggu permintaan dari BNPB. Kalau tidak salah sudah dibentuk satuan tugas (satgas) khusus di sana," kata Menkeu Purbaya di sela-sela peresmian Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Kemenkeu di Denpasar, Bali, Jumat.
Tag
Berita Terkait
-
Prabowo ke Pengungsi Banjir Aceh: Maaf, Saya Tak Punya Tongkat Nabi Musa, Tapi Rumah Kalian Diganti
-
Legislator DPR Minta Perusak Hutan Penyebab Banjir Sumatra Disanksi Pidana
-
Purbaya Larang Bea Cukai Sumbangkan Pakaian Bekas Hasil Sitaan ke Korban Banjir Sumatra
-
Purbaya Sewot Teknologi AI Bea Cukai Dibandingkan dengan Milik Kemenkes: Tersinggung Gue!
-
Purbaya Butuh Rp 45 Miliar buat Investasi Teknologi AI di Pelabuhan
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
4 Tablet RAM 8 GB dengan Slot SIM Card Termurah untuk Penunjang Produktivitas Pekerja Mobile
-
3 Fakta Perih Usai Timnas Indonesia U-22 Gagal Total di SEA Games 2025
-
CERPEN: Catatan Krisis Demokrasi Negeri Konoha di Meja Kantin
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
Terkini
-
Kamus Istilah Pegadaian Terlengkap, Mulai dari Marhun hingga Surat Bukti Gadai
-
Industri Pindar Tumbuh 22,16 Persen, Tapi Hadapi Tantangan Berat
-
Perilaku Konsumen RI Berubah, Kini Maunya Serba Digital
-
Bagaimana Digitalisasi Mengubah Layanan Pertamina
-
Memahami Pergerakan Harga Bitcoin, Analisis Teknikal Sudah Cukup?
-
BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
-
BCA Kembali Menjadi Juara Umum Annual Report Award, Diikuti BCA Syariah pada Klaster Rp1 Triliun
-
ESDM: Rusia-Kanada Mau Bantu RI Bangun Pembakit Listrik Tenaga Nuklir
-
Bos Lippo Ungkap 5 Modal Indonesia Hadapi Ketidakpastian Global 2026
-
Purbaya Larang Bea Cukai Sumbangkan Pakaian Bekas Hasil Sitaan ke Korban Banjir Sumatra