Bisnis / Makro
Rabu, 10 Desember 2025 | 11:11 WIB
Ilustrasi. Meningkatnya eskalasi antara Jepang dan China yang kini berpotensi mengguncang stabilitas ekonomi kawasan, termasuk Indonesia. [Suara.com/Alfian Winanto]
Baca 10 detik
  • Ketegangan China–Jepang ancam jalur dagang vital Indonesia.
  • Konflik Asia Timur berisiko guncang rantai pasok RI.
  • Indonesia perlu netral dan lindungi ekonomi nasional.

“Tidak condong ke AS atau Beijing, tapi bisa sedikit miring ke China itu yang diinginkan China,” ujarnya.

Meski demikian, Prof Banyu tetap mendukung sikap netral Indonesia.

Sementara itu, Chaula Rininta Anindya, PhD, dari Universitas Indonesia, menjelaskan bahwa pola respons China ini bukan hal baru. Beijing kerap memadukan tekanan diplomatik, ekonomi, dan militer, seperti yang terjadi saat konflik THAAD dengan Korea Selatan satu dekade lalu.

Dalam situasi yang semakin panas ini, Indonesia harus menjalankan strategi ambiguitas strategis, memperkuat ekonomi, dan menjaga stabilitas rantai pasok, sambil tetap berpegang pada prinsip bebas aktif.

Ketegangan China–Jepang bukan hanya konflik dua negara besar melainkan sinyal pergeseran keseimbangan kekuasaan Asia Timur yang dampaknya sudah terasa di jantung ekonomi Indonesia.

Load More