- PT Super Bank Indonesia Tbk (SUPA) berjanji membagikan dividen hingga 85% dari laba bersih, diperkirakan mulai tahun 2029 atau 2030.
- Komitmen dividen tinggi SUPA ini menjadi pembanding prospek investasi dengan pesaing di segmen bank digital.
- PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) menghentikan pembagian dividen demi memperkuat permodalan.
Sementara Superbank menawarkan prospek pertumbuhan yang didukung fundamental kuat dan anchor strategis, pergerakan saham BBYB dalam beberapa pekan terakhir mengindikasikan pola yang berbeda.
Meskipun secara harga BBYB mencatatkan reli yang mencolok, pergerakannya disinyalir memiliki pola spekulatif berisiko tinggi dan tidak dapat dikategorikan sebagai tren naik yang sehat.
Dalam satu bulan terakhir, BBYB mencatatkan kenaikan sekitar 26,6% dengan rentang pergerakan yang sangat ekstrem. Harga sempat menyentuh area bawah Rp368 dan melonjak hingga Rp545 sebelum kembali turun ke kisaran Rp470-an.
Volatilitas ekstrem ini mengindikasikan bahwa kenaikan harga BBYB bukan didorong oleh akumulasi bertahap yang mencerminkan keyakinan fundamental jangka panjang, melainkan didorong oleh dorongan cepat yang sarat tarik-menarik kepentingan jangka pendek dan spekulasi.
Hal ini diperkuat oleh fakta bahwa kenaikan terbesar terjadi pada 27 November 2025 (hampir 25%), namun sehari kemudian terpangkas lebih dari 12%.
Dividen SUPA: Komitmen Jangka Panjang dan Tantangan Realisasi
Komitmen dividen hingga 85% dari laba bersih oleh Superbank merupakan langkah strategis untuk menarik investor. Namun, implementasi kebijakan ini terikat pada sejumlah faktor yang memengaruhi kesehatan dan pertumbuhan bank, di antaranya:
- Pencapaian kinerja keuangan yang berkelanjutan.
- Tingkat rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM).
- Kondisi keuangan dan kesehatan bank secara keseluruhan.
- Rencana pengembangan, kebutuhan permodalan, dan strategi pertumbuhan bank di masa depan.
Manajemen Superbank merencanakan untuk membagikan dividen berdasarkan laba tahun buku yang akan dimulai paling cepat pada tahun 2029 atau 2030.
Hal ini mengindikasikan bahwa investasi pada SUPA saat ini masih berada dalam fase scaling bisnis dan penguatan modal, di mana fokus utama perusahaan adalah pertumbuhan dan ekspansi.
Baca Juga: IHSG Rebound Balik ke 8.700, Cek Saham-saham yang Cuan
Riwayat Dividen BBYB di Tengah Defisit Ekuitas
Berbeda dengan SUPA yang menjanjikan rasio tinggi untuk masa depan, BBYB sempat memiliki riwayat pembagian dividen di tahun-tahun sebelumnya. Berdasarkan data historis, BBYB pernah membagikan dividen kepada pemegang saham pada:
Tahun Buku 2020: Membagikan dividen sebesar Rp0,24 per lembar saham.
Tahun Buku 2021: Membagikan dividen sebesar Rp0,23 per lembar saham.
Berita Terkait
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Investor Saham Makin Doyan Market Order, Nilai Transaksi Tembus Rp1 Triliun Per Hari
-
Sandiaga Uno Dorong Wirausaha Muda Untuk Melantai Bursa
-
IHSG Bergerak 2 Arah di Awal Sesi Hari Ini, Tapi Cenderung Melemah
-
IHSG Turun Dibayangi The Fed, Ini Analisis Rekomendasi Saham Trading Jumat 12 Desember
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Kemenperin Mau Stop Impor, Dana Belanja Pemerintah Hanya untuk TKDN Tinggi
-
Rendahnya Utilitas vs Banjir Impor: Menperin Ungkap Tantangan Industri Keramik Nasional
-
Kerugian Akibat Bencana di Aceh Timur Capai Rp5,39 Triliun, Berpotensi Bertambah
-
Apa Itu De-Fi atau Decentralized Finance? Ini Penjelasan Lengkapnya
-
IPO SpaceX Ditargetkan 2026, Valuasinya 28 Kali Lebih Besar dari BBCA
-
Di Balik Aksi Borong Saham Direktur TPIA, Berapa Duit yang Dihabiskan?
-
Berkat Pemberdayaan BRI, Batik Malessa Ubah Kain Perca hingga Fashion Premium
-
BSU Guru Kemenag Cair! Ini Cara Cek Status dan Pencairan Lewat Rekening
-
Update Harga Sembako: Cabai dan Bawang Merah Putih Turun, Daging Sapi Naik
-
Harga Emas Antam Melonjak Drastis dalam Sepekan