- Rupiah melemah 0,02 persen di pasar spot, ditutup Rp16.667 per dolar AS pada perdagangan Rabu, 17 Desember 2025.
- Pelemahan rupiah dipengaruhi sentimen dalam dan luar negeri serta kenaikan tajam indeks dolar AS hari itu.
- Investor menilai data ketenagakerjaan AS tidak signifikan memengaruhi prospek pemangkasan suku bunga oleh The Fed.
Suara.com - Nilai tukar rupiah berbalik melemah pada penutupan perdagangan Rabu, 17 Desember 2025. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah di pasar spot ditutup pada level Rp 16.667 Amerika Serikat (AS).
Alhasil, rupiah melemah 0,02 persen dibanding penutupan pada Selasa yang berada di level Rp 16.694 per dolar AS.
Sementara itu, kurs Jisdor Bank Indonesia tercatat di Rp 16.698 per dolar AS.
Dalam hal ini, pelemahan dolar AS terjadi di mata uang asing. Di mana yen Jepang menjadi mata uang dengan pelemahan terdalam di Asia setelah anjlok 0,52 persen. Disusul, won Korea Selatan yang terkoreksi 0,45 persen.
Selanjutnya ada dolar Singapura yang tergelincir 0,29 persen dan baht Thailand tertekan 0,26 persen. Lalu ada dolar Taiwan yang sudah ditutup terdepresiasi 0,13 persen.
Berikutnya, ringgit Malaysia turun 0,09 persen dan yuan China terlihat melemah tipis 0,04 persen di sore ini.
Sementara itu, rupee India menjadi mata uang dengan penguatan terbesar di Asia setelah melonjak 0,73 persen.
Diikuti, peso Filipina yang ditutup menguat 0,06 persen dan dolar Hongkong menguat tipis 0,03 persen terhadap the greenback
Pendorong Pelemahan Rupiah
Baca Juga: Rupiah Berbalik Menguat, Dolar Amerika Serikat Loyo Sentuh Level Rp16.667
Dalam hal ini, Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong, mengatakan pelemahan rupiah diperkirakan masih akan terjadi. Pasalnya, penutupan hari ini dipengaruhi sentimen dalam negeri dan global.
"Rupiah ditutup datar/melemah tipis terhadap dolar AS setelah dalam rapat dewan gubernur, BI mempertahankan suku bunga, ini memberikan dukungan pada rupiah," katanya saat dihubungi Suara.com.
Lukman menuturkan, indeks dolar AS sendiri naik cukup tajam hari ini, investor melihat perlemahan moderat pada data ketenagakerjaan AS tidak akan mempengaruhi prospek pemangkasan suku bunga oleh the Fed.
"Terlebih data inflasi AS besok diperkirakan akan menunjukkan tekanan harga di AS yang masih tetap bertahan," tandasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
-
Resmi Melantai di Bursa, Saham Superbank Melambung Tinggi
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
Terkini
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Harga Minyak Mentah Indonesia Turun Jadi USD 62,63 di November, BBM Gimana?
-
BI Tahan Suku Bunga Acuan di Level 4,75 Persen, Ini Alasannya
-
Finex Menandai Ulang Tahunnya yang ke-13 dengan Gala Dinner
-
KB Bank - PT KAI Medika Indonesia Hadirkan Fasilitas Pembiayaan bagi Brawijaya Hospital Tangerang
-
Pemulihan Bencana Sumatra Telan Rp 60 T, Purbaya Pastikan Tak Ganggu Pertumbuhan Ekonomi RI
-
Eksplorasi 'Ladang Hijau' Irak Dibuka: Kesempatan Emas bagi Pertamina di Sektor Hulu Migas
-
BRI Peduli Hadir untuk Masyarakat Terdampak Bencana Sumatra, Salurkan Donasi di Lebih 40 Lokasi
-
Purbaya Siapkan Rp 60 T Tangani Banjir Sumatra, Diambil dari Anggaran Program-Rapat Tak Jelas
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil