- Rupiah melemah 0,05 persen pada Kamis (18/12/2025), dibuka di level Rp16.703 per dolar Amerika Serikat.
- Dolar Taiwan mengalami pelemahan terdalam di Asia, sementara peso Filipina justru menguat paling signifikan pagi itu.
- Analis memprediksi pelemahan rupiah berlanjut dipengaruhi sentimen dalam negeri dan menunggu data inflasi Amerika Serikat.
Suara.com - Nilai tukar rupiah melanjutkan pelemahan pada pembukaan hari ini.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah di pasar Kamis (18/12/2025) dibuka pada level Rp16.703 Amerika Serikat (AS).
Alhasil, rupiah melemah 0,05 persen dibanding penutupan pada Rabu yang berada di level Rp 16.694 per dolar AS.
Sementara itu, kurs Jisdor Bank Indonesia tercatat di Rp16.698 per dolar AS.
Pelemahan dolar AS terjadi di mata uang asing. Di mana mana, dolar Taiwan menjadi mata uang dengan pelemahan terdalam di Asia setelah anjlok 0,12 persen.
Selanjutnya, baht Thailand dan yen Jepang yang sama-sama terkoreksi 0,06 persen Diikuti ringgit Malaysia dan dolar Singapura yang sama-sama tertekan 0,05 persen.
Berikutnya ada dolar Hongkong yang melemah tipis 0,001 persen terhadap the greenback.
Sementara itu, peso Filipina menjadi mata uang dengan penguatan terbesar di Asia setelah melonjak 0,21 persen.
Kemudian won Korea Selatan naik 0,01 persen dan yuan China yang menguat tipis 0,009 persen di pagi ini.
Baca Juga: Bank Indonesia : Pasokan Uang Tunai di Wilayah Bencana Sumatera Aman
Dalam hal ini, Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong, mengatakan pelemahan rupiah diperkirakan masih akan terjadi.
Pasalnya, pembukaan hari ini dipengaruhi sentimen dalam negeri dan global.
"Rupiah diperkirakan akan menguat terbatas terhadap dolar AS didukung oleh langkah BI menahan tingkat suku bunga," katanya saat dihubungi Suara.com.
Dia pun juga menyebutkan bahwa investor masih cenderung menunggu sentimen ekonomi global.
Hal itu membuat rupiah mengalami tekanan pada dolar Amerika.
"Namun investor masih cenderung wait and see data penting inflasi AS malam ini. Range 16600-16750," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Rupiah Lemah Tak Berdaya Sore Ini Disebabkan Investor Cemas soal Data Cadangan Devisa
-
Rupiah Melemah Tipis Terhadap Dolar AS, Investor Khawatir Cadangan Devisa Indonesia
-
Rupiah Lesu Lawan Dolar AS Hari Ini, Kondisi Geopolitik Jadi Pemicu
-
Rupiah Melemah Tipis ke Rp16.626, Pasar Cari Petunjuk dari Risiko Global
-
Rupiah Menguat di Penutupan Pasar, Sentimen The Fed dan Kebijakan BI Jadi Penopang
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
Terkini
-
Menaker Mau Tekan Kesenjangan Upah Lewat Rentang Alpha, Solusi atau Masalah Baru?
-
Pati Singkong Bisa Jadi Solusi Penumpukan Sampah di TPA
-
BRI Terus Salurkan Bantuan Bencana di Sumatra, Jangkau Lebih dari 70.000 Masyarakat Terdampak
-
Laporan CPI: Transisi Energi Berpotensi Tingkatkan Pendapatan Nelayan di Maluku
-
SPBU di Aceh Beroperasi Normal, BPH Migas: Tidak Ada Antrean BBM
-
Purbaya Gelar Sidang Debottlenecking Perdana Senin Depan, Selesaikan 4 Aduan Bisnis
-
Purbaya Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI: 5,2% di 2025, 5,4% pada 2026
-
Menaker Yassierli Klaim PP Pengupahan Baru Hasil Kompromi Terbaik: Belum Ada Penolakan Langsung
-
Purbaya Sentil Balik Bank Dunia soal Defisit APBN: Jangan Terlalu Percaya World Bank!
-
Bank Mandiri Dorong Akselerasi Inklusivitas, Perkuat Ekosistem Kerja dan Usaha Ramah Disabilitas