Bisnis / Energi
Sabtu, 20 Desember 2025 | 18:26 WIB
Permintaan BBM di SPBU Swasta meningkat selama 2025. Kementerian ESDM sedang hitung kuota impor BBM untuk Shell, Vivo, BP-AKR dan Exxon untuk tahun 2026. Foto: SPBU Vivo Pasteur di Kota Bandung di Jalan Dr. Djunjunan, Sukabungah, Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung. [Suara.com/M Dikdik RA]
Baca 10 detik
  • Kementerian ESDM akan menentukan kuota impor BBM SPBU swasta 2026 berdasarkan tren peningkatan permintaan masyarakat tahun sebelumnya.
  • Permintaan BBM di SPBU swasta mengalami peningkatan signifikan pada 2025, menyebabkan beberapa perusahaan kehabisan kuota impor.
  • Menteri ESDM mengingatkan SPBU swasta untuk patuh pada aturan kuota impor, dengan opsi penambahan kuota bagi yang tertib.

“Kamu kan tahu,” ucap dia ke wartawan.

Diwartakan sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan memutuskan kuota impor bahan bakar minyak (BBM) 2026 untuk badan usaha pengelola SPBU swasta, seperti Shell, BP, Vivo, dan ExxonMobil pada pekan depan.

Bahlil akan mengambil keputusan untuk menetapkan opsi mana yang diberlakukan dalam hal impor BBM SPBU swasta pada 2026. Adapun salah satu opsi yang dipertimbangkan adalah penambahan kuota impor sebesar 10 persen dari kuota impor pada 2025.

Kebijakan tersebut sudah diberlakukan pemerintah pada 2025, yakni menambah kuota impor sebesar 10 persen dari 2024. Akan tetapi, dalam pelaksanaannya, sejumlah SPBU swasta, yakni Shell dan BP, kehabisan kuota impor pada pertengahan Agustus 2025, dan SPBU Vivo menyusul pada Oktober 2025.

Solusi yang ditawarkan oleh Kementerian ESDM kepada SPBU swasta yang kehabisan kuota impor adalah melakukan kolaborasi antarbisnis dengan Pertamina Patra Niaga. Badan usaha pengelola SPBU swasta lantas mengimpor menggunakan kuota impor milik perusahaan migas plat merah tersebut.

Load More