Entertainment / Gosip
Rabu, 20 Agustus 2025 | 21:10 WIB
Jerome Polin soroti kenaika gaji anggota DPR RI, sementara gaji guru masih mengenaskan. [Instagram]

Suara.com - Kabar gaji DPR naik, salah satunya tunjangan rumah senilai Rp50 juta, membuat Jerome Polin tergelitik ikut berkomentar.

Namun yang lebih menjadi sorotan lulusan Waseda University tersebut adalah tunjangan pajak.

Pada Rabu, 20 Agustus 2025, Jerome Polin membagikan rincian pendapatan anggota DPR dalam sebulan.

Selain gaji pokok sebesar Rp4,2 juta, anggota DPR juga mendapat tunjangan melekat, tunjangan rumah, dan tunjangan lainnya.

Tunjangan melekat terdiri dari tunjangan istri/suami, anak, jabatan, beras/jiwa, PPh pasaL 21, dan uang sidang/paket.

Tunjangan kehormatan, komunikasi, peningkatan fungsi, bantuan listrik dan telepon, serta asisten anggota termasuk dalam tunjangan lain.

Apabila gaji pokok ditotal dengan tunjangan-tunjangan tersebut, maka seorang anggota DPR memperoleh sekitar Rp104 juta setiap bulan.

Ketua dan Wakil Ketua DPR bahkan akan menerima jumlah yang berbeda lantaran gaji pokoknya lebih besar.

Baca Juga: Tunjangan DPR Rp50 Juta Dikritik, Ahmad Sahroni Skakmat Publik: Mentalnya Senang Lihat Orang Susah

Rincian tersebut berdasarkan Surat Edaran Setjen DPR RI No. KU 00.9414/DPR RI/XII/2020 dan Surat Menteri Keuangan nomor S-520/MK.02/2025.

Menanggapi rincian gaji DPR yang makin melejit, Jerome Polin awalnya hanya menuliskan banyak tanda tanya.

Selanjutnya Jerome Polin mempertanyakan status DPR yang selama ini disebut sebagai wakil rakyat.

Jerome Polin soroti kenaikan gaji anggota DPR RI. [Instagram/@jeromepolin]

"DPR kan Dewan Perwakilan Rakyat. Lah kalau rakyat susah, masa DPR-nya mewah? Wkwk," kata Jerome Polin menyindir.

"Rakyat mana yang diwakilkan? Pejabat itu kan pelayan rakyat. Pelayan mana yang bisa hidup enak di saat Tuannya melarat?" ucap influencer kelahiran 1998 tersebut ini mempertanyakan.

Potret Jerome Polin memegang kepalanya tanda pusing memikirkan negara juga dibagikan pada kesempatan yang sama.

Jerome Polin lantas menyoroti tunjangan pajak dan tunjangan rumah untuk anggota DPR yang jumlahnya sangat besar.

"Di saat semua dipajakin. Ada DPR yang dapet tunjangan pajak alias enggak bayar pajak, alias pajaknya ditanggung sama rakyat," ujar Jerome Polin heran.

"Mana dapet tunjangan beli rumah Rp50 juta, di saat rakyatnya susah buat beli rumah. Hahahaha capek," imbuhnya.

Gaji guru yang dibandingkan dengan para anggota DPR membuat Jerome Polin semakin sedih.

"Gaji DPR sehari Rp3 juta, gaji guru dosen sebulan Rp3 juta, wkwk," komentar salah satu warganet yang dibagikan ulang Jerome Polin. "Sedih," balasnya.

Belakangan ini Jerome Polin memang aktif menyuarakan pendapatnya tentang kondisi pemerintahan.

Begitu pun ketika Menteri Keuangan Sri Mulyani menyinggung gaji guru yang dinilai menjadi beban negara.

Jerome Polin yang belakangan ini berkontribusi di dunia pendidikan dengan mendirikan bimbingan alias bimbel bernama Mantappu Academy mengaku sedih.

Sebab harapan Indonesia Emas dirasa Jerome Polin tidak akan tercapai apabila pemerintah masih mengenyampingkan prioritas untuk guru, dosen, dan perbaikan kualitas pendidikan.

"Karena aku percaya, negara yang maju adalah negara yang pendidikannya maju. Dan itu dibangun oleh tenaga pendidik yang bagus," tutur Jerome Polin pada 8 Agustus 2025.

Faktanya, masyarakat Indonesia kini memilih bekerja kasar di Australia karena tergiur gaji Rp10 juta hingga Rp20 juta per bulan.

"Siapa yang mau jadi guru kalau gajinya cuma Rp300 ribu per bulan padahal kerja full time?" tanya Jerome Polin.

"Kalau bukan karena pengabdian atau passion, atau terpaksa, kayaknya hampir enggak ada yang mau," ujarnya.

Bukan hanya Jerome Polin, warganet pun ramai menuliskan protes setelah mengetahui besarnya gaji DPR, ditambah pemerintah belakangan ini sedang gencar menaikkan pajak.

"Tunjangan kehormatan aja lebih dari 5 juta. Haus banget apa gimana sih?" tanya akun @sukmamargare***.

"Tunjuangan komunikasi Rp15 juta ini hitungannya gimana? Ente mau telepon siapa Rp15 juta? Telepon Firaun?" sahut akun @billybhask***.

"Aslinya yang beban negara bukan guru, tapi ini," kata akun @anantare***. "Bubarin aja enggak sih," balas akun @aprilyan***.

Kontributor : Neressa Prahastiwi

Load More