Suara.com - Anak-anak biasanya melewatkan sarapan karena khawatir akan terlambat hadir di sekolah. Padahal proses belajar di sekolah membutuhkan energi dan konsentrasi yang tinggi agar dapat menyerap materi yang diberikan guru.
Perut yang lapar dan kondisi otak yang membutuhkan asupan makanan mendorong anak-anak sekolah ini untuk membeli jajanan di sekolah. Padahal Laporan Aksi Nasional PJAS 2014’, menemukan 23,82% pangan jajanan anak sekolah yang diuji sampel oleh BPOM masih tidak memenuhi syarat akibat cemaran mikrobiologi.
"Survei menunjukkan bahwa 40% anak masih belum membiasakan sarapan, dimana hal ini semakin mendorong anak untuk jajan di sekolah," ujar Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS selaku Sekretaris Departemen Gizi Masyarakat FEMA IPB di Jakarta, Senin (30/10/2017).
Perempuan yang akrab disapa Anna ini mengatakan penting bagi orang tua maupun sekolah untuk dapat menyediakan akses terhadap makanan atau minuman yang sehat pada anak. Sebab di usia sekolah, anak sudah mulai memilih-milih makanan ditambah dengan adanya pengaruh teman dan lingkungan sekitar, serta masih minimnya kantin sekolah yang sehat.
"Orangtua dan guru juga harus tahu bagaimana jajanan yang dikonsumsi anak dapat memenuhi kebutuhan gizi mereka secara seimbang. Masih banyak anak sekolah yang mengonsumsi makanan berenergi tinggi, berkadar lemak, gula, dan garam tinggi, serta kurangnya konsumsi buah dan sayur," tambah dia.
Alasannya, lanjut dia, anak usia 5-12 tahun membutuhkan energi dan zat gizi yang cukup atau seimbang untuk konsentrasi belajar. Asupan gizi yang tidak tercukupi akan menimbulkan risiko antara lain anemia yang dapat menurunkan daya tahan dan konsentrasi pada anak.
Selain itu anak menjadi rentan terhadap berbagai penyakit baik menular dan tidak menular, perkembangan otak pun terganggu. Gangguan kesehatan tersebut dapat mempengaruhi produktivitas anak di sekolah, yang kelak dapat menentukan kualitas hidupnya bahkan pendapatan anak di kala dewasa.
Untuk itulah, tambah Anna, FEMA IPB menggandeng Sarihusada dan Care International dalam menginisiasi Warung Anak Sehat untuk mewujudkan sekolah dengan kantin sehat agar dapat memperbaiki kebiasaan anak dalam mengonsumsi jajanan bersih dan sehat di lingkungan sekolah.
"Edukasi gizi dalam pemberdayaan kantin sekolah bertujuan untuk membuka kesadaran serta wawasan kepada para penjaja (IWAS) untuk dapat mengolah bahan berbasis lokal tanpa bahan tambahan yang berbahaya dengan menjaga sanitasi dan higienitas pengolahan hingga penyajian sesuai standar BPOM," tambah dia.
Dalam kesempatan yang sama, Talitha Andini Prameswari selaku WAS Project Manager dari Sarihusada, mengatakan bahwa program warung anak sehat telah berhasil menjangkau 232 guru, 350 IWAS, 27,861 siswa, dan 6,122 orang tua murid yang tersebar di 350 sekolah binaan.
"Pada tahun ini kepala sekolah dan instansi terkait juga turut terlibat dalam mencanangkan kebijakan sekolah sehat melalui lokakarya di Bogor, Bandung, Yogyakarta, dan Ambon," tandasnya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!