Suara.com - Karen Buono adalah seorang penderita vaginismus, suatu kondisi yang menyebabkan alat reproduksinya menyempit serta terasa sakit berkepanjangan. Akibat vaginismus, perempuan ini tak bisa bercinta.
Ia bahkan tidak bisa memasukkan tampon, atau melakukan pap smear. Apalagi melakukan hubungan seks, karena hal ini bakal membuat dia bakal sangat kesakitan. Demikian deritanya, akibat vaginismus, perempuan ini tak bisa bercinta. Serta merasakan keintiman dambaan kaum hawa.
"Saya belum pernah mencoba menggunakan tampon sebelumnya, sehingga benda inilah yang saya gunakan sebagai upaya pertama untuk sebuah penetrasi," kisah perempuan yang kini berusia 34 tahun itu.
Tetapi hal ini tidak membuahkan hasil, karena terjadi penyempitan atas organ vitalnya.
Saat berusia sekitar 20 tahunan, Karen memikirkan cara lain. Ia mencoba bercinta dengan kekasihnya. Hasilnya nihil. Ibaratnya bagai usaha sepasang manusia yang mencoba merobohkan dinding bata.
"Saya berpikir, mungkin kegagalan ini disebabkan karena kami melakukan untuk pertama kalinya," lanjut Karen. "Jadi kami menunggu sebentar dan mencobanya lagi. Namun tetap saja hasilnya nihil. Akhirnya kami menyerah begitu saja."
Seiring bertambahnya usia, perempuan ini mencoba lagi dengan kekasihnya yang baru. Sedihnya, kejadian dinding bata kembali terulang.
Sang kekasih naik darah. Karen dimarahi dan disarankan agar lebih santai. Dia bahkan mencoba mabuk agar otot-ototnya kendur. Tetapi tetap saja gagal.
"Saya sangat tertekan. Saya sangat menginginkan fase bercinta ini. Namun tetap saja tidak berhasil dilakukan. Timbul sebuah pemahaman yang menyalahkan diri sendiri karena mustahil berhubungan seks," tandasnya.
Baca Juga: Isak Tangis Warnai Rumah Ridwan, Korban Kebakaran Kemenhub
Antara rasa sakit secara fisik pada organ reproduksi dibarengi frustrasi, Karen menyatakan kepada kekasihnya bahwa ia akan bercinta setelah menikah saja.
"Ketika saya berusia 25 tahun, saya merasa sudah cukup berusaha. Saya membayar 4.000 dolar AS untuk menjalani pemeriksaan dokter, dengan pembiusan untuk melihat secara lengkap, apa yang salah pada organ reproduksi ini," ujar Karen.
Laman berikut adalah cerita, bagaimana ia terpukul oleh kondisi tak lazim yang menimpanya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan