Suara.com - Sebuah studi yang dilakukan oleh para ilmuwan Jerman dan Afrika Selatan menunjukkan bahwa anak-anak yang sering berjalan tanpa alas kaki memiliki keterampilan motorik yang lebih baik dibandingkan anak-anak yang memakai sepatu.
Keterampilan motorik yang lebih baik yakni seperti melompat lebih baik, dan memiliki posisi dan bentuk kaki yang juga lebih baik.
Sebagai bagian dari penelitian mereka, para ilmuwan dan pediatri melakukan riset kepada anak-anak yang sering berjalan tanpa alas kaki dan anak-anak yang kebanyakan memakai sepatu.
Untuk mempelajari keterampilan motorik anak-anak, tiga tes dilakukan oleh para ilmuwan, yakni tes keseimbangan, berlari 20 meter dan lompat panjang berdiri. Ini dilakukan pada sekitar 810 anak-anak dari ketiga kelompok usia, yakni 6 hingga 10, 11 hingga 14 dan 15 hingga 18 tahun. Setengah dari mereka berasal dari Western Cape, Afrika Selatan, dan setengah lainnya dari daerah perkotaan di Jerman Utara.
Anak-anak dari pedesaan Afrika Selatan tumbuh tanpa alas kaki sedangkan anak-anak dari Jerman tumbuh mengenakan sepatu hampir sepanjang waktu.
Hasilnya menunjukkan bahwa anak-anak yang biasa bertelanjang kaki dan sering tak pakai sepatu memiliki kemampuam lebih baik dalam uji keseimbangan dan lompat jauh. Ini berlaku untuk semua kelompok usia 3, tetapi di bawah kelompok usia 6 sampai 10, kesenjangan yang ditunjukkan pun sangat luas.
Temuan lainnya ialah anak-anak yang terbiasa bertelanjang kaki memiliki kaki yang lebih baik daripada mereka yang tumbuh dengan sepatu. Meskipun biasanya anak-anak tanpa alas kaki mengungguli yang lain dalam dua tes, hasilnya sama sekali berlawanan dalam tes berlari, di mana anak-anak yang menggunakan sepatu berkemampuan lebih baik.
Tes yang dilakukan di dua negara berbeda dengan iklim yang berbeda, cuaca dan lingkungan bisa menjadi faktor utama yang mempengaruhi hasil tes.
Dalam kasus Afrika Selatan, tes berlari dilakukan di luar ruangan, pada permukaan yang berbeda sedangkan, di Jerman, tes dilakukan di dalam ruangan di gedung olah raga memiliki lantai yang menyerap guncangan untuk mencegah cedera dan meningkatkan kinerja.
Ada kemungkinan bahwa tidak memakai sepatu dapat mengurangi kemampuan anak-anak Afrika Selatan yang berlari di tanah dan bahwa sepatu dan pelari berkualitas baik dapat meningkatkan kinerja anak-anak Jerman yang berlari di dalam ruangan.
Namun, hasilnya tetap menunjukkan bahwa bertelanjang kaki meningkatkan kemampuan motorik seperti lompatan dan keseimbangan. Tapi mereka belum sampai pada kesimpulan tentang apakah tumbuh dan berkembang dengan sepatu memiliki keuntungan dibandingkan anak-anak yang tumbuh tanpa alas kaki ketika datang ke kemampuan berlari, karena ada beberapa faktor yang berperan.
Selain manfaat tersebut, ada manfaat lain dari berjalan tanpa alas kaki, tidak hanya untuk anak-anak tetapi untuk semua orang.
Berikut penjelasannya:
1. Orangtua biasanya mendorong anak-anak mereka untuk memakai sepatu mereka sehingga mereka tidak bersentuhan dengan kuman. Tetapi sepatu sebenarnya mungkin mengandung lebih banyak kuman daripada yang kita duga. Betapapun bersihnya kita menyimpannya, ada kemungkinan bahwa kelembapan akan terbentuk sehingga menjadikannya tempat yang sangat baik untuk kuman berkembang biak. Bertelanjang kaki membuat kaki tetap segar dan bersentuhan dengan udara terbuka.
2. Selain itu, berjalan tanpa alas kaki dapat meningkatkan sirkulasi darah dan menstimulasi ujung saraf. Anak-anak akan terbiasa dengan lingkungan mereka, tanah dan alam.
Berita Terkait
-
Jerman Sikat Luksemburg Tanpa Ampun 4-0, Joshua Kimmich Jadi Bintang Kemenangan
-
Puji Thomas Muller, Julian Nagelsmann: Belum Saatnya Ia Jadi Asisten Pelatih
-
Jadwal Pertandingan Liga Jerman Pekan Ini, Kevin Diks Main Hari Apa?
-
Ramalan Kiamat di Uganda: Ratusan Warga Tinggalkan Rumah dan Masuk Hutan
-
Kevin Diks dan Status Pemain Indonesia Pertama di Liga Champions Eropa yang Nyaris Saja Terealisasi
Terpopuler
- Belajar dari Tragedi Bulan Madu Berujung Maut, Kenali 6 Penyebab Water Heater Rusak dan Bocor
- Penampakan Rumah Denada yang Mau Dijual, Lokasi Strategis tapi Kondisinya Jadi Perbincangan
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- Reaksi Kocak Amanda Manopo Ditanya Malam Pertama Usai Menikah: Kita Coba Hari Ini
Pilihan
-
Proyek Rp65 Triliun Aguan Mendadak Kehilangan Status Strategis, Saham PANI Anjlok 1.100 Poin
-
Pundit Belanda: Patrick Kluivert, Alex Pastoor Cs Gagal Total
-
Tekstil RI Suram, Pengusaha Minta Tolong ke Menkeu Purbaya
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
Terkini
-
Otak Ternyata Bisa Meniru Emosi Orang, Hati-hati Anxiety Bisa Menular
-
National Hospital Surabaya Buktikan Masa Depan Medis Ada di Tangan AI!
-
Inovasi Bedah Robotik Pertama di Indonesia: Angkat Kanker Payudara Tanpa Hilangkan Bentuk Alami
-
Riset Ungkap Rahasia Bahagia: Bergerak 15 Menit Setiap Hari Bikin Mental Lebih Sehat
-
Mengembalikan Filosofi Pilates sebagai Olahraga yang Menyatukan Gerak, Napas, dan Ketenangan
-
Perawatan Mata Modern di Tengah Maraknya Gangguan Penglihatan
-
Terungkap! Ini Rahasia Otak Tetap Prima, Meski di Usia Lanjut
-
Biar Anak Tumbuh Sehat dan Kuat, Imunisasi Dasar Jangan Terlewat
-
Susu Kambing Etawanesia Bisa Cegah Asam Urat, Ini Kata dr Adrian di Podcast Raditya Dika
-
Toko Roti Online Bohong Soal 'Gluten Free'? Ahli Gizi: Bisa Ancam Nyawa!