Suara.com - Tim dokter relawan dari RS Cipto Mangunkusumo sukses mengoperasi korban gempa Palu yang mengalami patah tulang di RS Sis Aljufri, setelah Instalasi Gawat Darurat (IGD) berhasil kembali difungsikan.
dr Yogi Prabowo, Ketua Tim Medis RSCM di kota Palu, Sulawesi Tenggara, mengatakan setelah IGD di RS Sis Aljufri kembali berfungsi, sebanyak 6 orang korban gempa Palu yang patah tulang berhasil dioperasi dengan sukses.
"IGD ini baru bisa difungsikan kemarin. Semalam kami sudah operasi 6 pasien patah tulang, hari ini mungkin akan lebih banyak lagi berdatangan,” kata Yogi, dalam siaran pers yang diterima Suara.com.
Saat ini, ada 13 dokter dari RS Cipto Mangunkusumo yang bertugas di RS Sis Aljufri Palu. Relawan dokter memiliki beragam spesialisasi, mulai dari dokter spesialis orthopaedi, spesialis anestesi, spesialis penyakit dalam, dokter emergency dan perawat. Tim dokter relawan juga bersinergi dengan dokter umum dan perawat yang berasal dari RS Sis Aljufri.
Secara terpisah, Kepala Pusat Krisis Kesehatan, Kemenkes RI dr. Achmad Yurianto mengatakan strategi utama untuk mengurangi beban pasien di rumah sakti adalah dengan memperkuat pelayanan kesehatan di puskesmas dan kamp pengungsi.
Dikatakan Yuri, pengungsi berisiko mengalami penurunan daya tahan tubuh dan kondisi kesehatan karena kondisi kamp yang tidak dieal. Risiko infeksi diare, demam, dan lainnya sebisa mungkin ditangani di Puskesmas sebelum dibawa ke rumah sakit.
"Memperkuat layanan kesehatan sebelum rumah sakit, artinya Puskesmas kita fungsikan. Memang betul Puskesmas belum bisa berfungsi maksimal, bukan hanya karena bangunan rusak, tetapi juga karena SDM kesehatan lokal juga bagian dari korban bencana. Oleh karena itu teman-teman relawan sangat banyak dan cukup. Kami berterima kasih, merekalah yang mengoperasionalkan Puskesmas," ujarnya.
Yuri menyebut Kemenkes RI bersama tim kesehatan melakukan pemeriksaan rutin terhadap pengungsi setiap hari. Jika ada indikasi penyakit berat, barulah pengungsi dirujuk ke rumah sakit.
"Kita datangi, kita lakukan pemeriksaan kesehatan dan sebagainya. Dari sini tentunya banyak sekali penyakit yang tentunya bisa kita selesaikan, tetapi kalau ada indikasi harus dirujuk ke RS, kita bawa ke RS," tutupnya.
Baca Juga: Kemenkes Sebut Penanganan Gempa Palu Tak Butuh Bantuan Asing
Berita Terkait
Terpopuler
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Kopi & Matcha: Gaya Hidup Modern dengan Sentuhan Promo Spesial
- Breaking News! Keponakan Prabowo Ajukan Pengunduran Diri Sebagai Anggota DPR RI Gerindra, Ada Apa?
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
Pilihan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
-
Disamperin Mas Wapres Gibran, Korban Banjir Bali Ngeluh Banyak Drainase Ditutup Bekas Proyek
Terkini
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan
-
5 Rekomendasi Obat Cacing yang Aman untuk Anak dan Orang Dewasa, Bisa Dibeli di Apotek
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah