Suara.com - Informasi Kesehatan di Produk Makanan Sulit Dibaca, YLKI: Bisa Jadi Menyesatkan
Informasi produk dan makanan yang menyesatkan bisa membahayakan konsumen. Hal ini menjadi perhatian serius bagi Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) yang menemukan hal-hal ini masih terjadi lapangan.
Dilansir Antara, YLKI mengkritik produsen produk pangan dan minum yang terkadang memasang klaim tidak sesuai dengan komposisi bahan pembuat. Tak jarang pula imbauan kesehatan yang ada di kemasan tidak sesuai dan bisa menyesatkan.
"Disebutkan 'sugar free' asumsinya bebas gula, tapi ternyata ada pemanis buatan. Jangan-jangan lebih baik ada gulanya dari pada pemanis buatan. Klaim di label dengan kontennya menjadi sangat menyesatkan," ujar Ketua Harian YLKI Tulus Abadi dalam konferensi pers yang diadakan di kantor YLKI di Jakarta Selatan, baru-baru ini.
Produsen memang mencantumkan peringatan atau imbauan kesehatan terkait pemanis buatan di kemasan. Tapi pada kenyataannya, peringatan ini ditempatkan di posisi yang tidak strategis dan dengan tulisan yang terkadang terlalu kecil.
Fakta itu disimpulkan setelah YLKI mengadakan survei terhadap 90 responden yang dianggap rentan terhadap produk yang mengandung pemanis buatan, seperti ibu hamil, menyusui dan yang memiliki anak balita.
Dalam survei yang diadakan pada Maret-April 2019 di Jakarta Selatan itu, YLKI mendapatkan fakta 51 persen mengaku jarang membaca informasi label pangan produk yang mereka beli.
Jikapun mereka membaca, sekitar 47,8 persen responden hanya mencari soal varian rasa dan 36,7 persen memeriksa status halal produk tersebut.
Dari 10 opsi alasan membaca keterangan pada produk yang ada dalam kuisioner YLKI, alasan membaca untuk peringatan atau himbauan kesehatan sangat jarang dipilih, menurut survei YLKI.
Baca Juga: WHO Temukan Banyak Produk Makanan dan Minuman Bayi Tinggi Gula
Ketika mereka akhirnya membaca peringatan atau imbauan kesehatan, kebanyakan berpendapat bahwa tulisan dari 25 produk makanan dan minuman yang dijadikan sampel itu terlalu kecil, tercetak samar, dan letaknya tersembunyi.
"Bisa dikategorikan sebagai pelanggaran UU Perlindungan Konsumen karena salah satu hak konsumen mendapaktan informasi yang jelas dan jujur lewat label. Ketika lebel disembunyikan khususnya untuk peringatan kesehatan itu, ini semacan kesengajaan ataupun itikad tidak baik dari produsen," kata Tulus.
Pemanis buatan adalah golongan bahan tambahan pangan (BTP) yang tidak memiliki kandungan gizi. Di Indonesia sendiri, ada 13 jenis pemanis buatan yang diizinkan dipakai dalam industri pangan.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terdapat pemanis buatan yang memiliki dampak negatif seperti sakarin yang sudah dilarang di beberapa negara, namun masih diizinkan dipakai di Indonesia. [ANTARA]
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?