Suara.com - Peneliti dari Australia dan Taiwan mengatakan strain virus corona yang sedang diisolasi di India membawa mutasi yang dapat merusak pengembangan vaksin di seluruh dunia.
Studi non-peer review yang terbit di biorxiv.org pada Sabtu menunjukkan telah terjadi perubahan pada bagian protein lonjakan yang memungkinkan virus untuk mengikat sel tertentu pada manusia.
Struktur ini menargetkan sel yang mengandung ACE2, enzim di paru-paru yang memungkinkan virus sindrom pernapasan akut (SARS) parah menginfeksi orang.
Dilansir South China Morning Post, para ilmuwan tahu lebih banyak tentang reseptor ini sehingga mereka sedang bekerja pada antibodi, namun perubahan struktural yang tak terduga ini bisa membuat pekerjaan ini sia-sia.
Para peneliti, yang dipimpin oleh Wei-Lung Wang dari National Changhua University of Education di Taiwan dan kolaborator dari Murdoch University dari Australia, mengatakan ini adalah laporan pertama dari mutasi signifikan yang dapat mengancam pengembangan vaksin untuk Sars-CoV-2 penyebab Covid-19.
"Pengamatan dari studi ini menimbulkan kekhawatiran bahwa mutasi Sars-CoV-2 dengan variasi profil epitop (pengikat antibodi) dapat muncul kapan saja," tulis peneliti dalam sebuah pernyataan.
"Artinya, pengembangan vaksin sekarang ini untuk Sars-CoV-2 berisiko besar menjadi sia-sia," sambung mereka.
Meski strain ini sampelnya diambil oleh National Insitute of Virology dari seorang pasien di Kerala, India, awal Januari, urutan genom lengkap baru dirilis secara internasional bulan lalu. Penundaan ini membuat peneliti 'mengangkat alis'.
Pasien itu dikatakan adalah seorang mahasiswa kedokteran yang kembali dari Wuhan. Namun, virus corona yang diidentifikasi padanya disebut berbeda dari yang diidentifikasi di China.
Baca Juga: Virus Corona di China Naik Lagi, Tembus 100 Kasus Dalam Sehari
Para peneliti menemukan bahwa mutasi terjadi dalam domain pengikatan reseptor (RBD).
Simulasi komputer menunjukkan mutasi RBD, yang tidak ditemukan pada varian lain di seluruh dunia, dapat menghilangkan ikatan hidrogen dari spike protein. Tanpa ikatan ini, kemungkinan virus berikatan dengan ACE2 atau angiotensin converting enzyme-2 lebih kecil.
Beberapa vaksin sudah mulai diuji klinis di Cina dan AS, tetapi mutasi RDB dapat menciptakan lebih banyak ketidakpastian tentang hasil akhirnya.
Mengetahui hal ini, seorang peneliti dari Chinese Academy of Sciences di Beijing yang melacak mutasi virus corona, mengatakan dirinya sedang memonitor strain yang muncul dari India.
Beberapa vaksin sudah mulai diuji klinis di Cina dan AS, tetapi mutasi RDB dapat menciptakan lebih banyak ketidakpastian tentang hasil akhirnya, katanya.
Menurutnya, temuan penelitian baru ini membutuhkan verifikasi lebih lanjut. Sebab, masih ada kemungkinan mutasi ini disebabkan oleh kesalahan terknis selama proses pengurutan.
Berita Terkait
-
IDAI Ingatkan: Jangan Berangkat Liburan Akhir Tahun Sebelum Cek Vaksin Anak!
-
Kementan Targetkan Indonesia Mandiri Vaksin Hewan, Fasilitas di Surabaya Akan Ditingkatkan
-
Ariana Grande Idap Salah Satu Virus Mematikan, Mendadak Batal Hadiri Acara
-
Indonesia Resmi Akhiri KLB Polio Tipe 2, Menkes Ingatkan Anak-anak Tetap Harus Vaksin Sesuai Usia
-
Hasil Gelar Perkara Kasus Pelecehan Seksual di Internal Transjakarta, Terduga Pelaku Cuma Dimutasi?
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan