Suara.com - Kondisi kesehatan Menteri Perhubungan Budi Marya Sumadi dikabarkan semakin membaik setelah terinfeksi virus corona baru. Bahkan, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Budi Karya akan kembali beraktivitas dalam beberapa hari ke depan.
"Saya ingin menginformasikan. Pak Budi Karya semakin sehat. Jadi, dalam waktu tidak waktu terlalu lama, bisa aktif lagi memimpin Kementerian Perhubungan. Itu kondisi yang dapat saya laporkan," ujar Luhut dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi V DPR RI di Jakarta, Selasa (21/4/2020).
Meski jumlah kasus dan kematian Covid-19 terus meningkat, kenyataannya sebagian besar pasien dapat bertahan hidup, seperti sang menteri.
Tetapi pulih dari Covid-19 lebih rumit daripada sekadar merasa lebih baik. Pemulihan disebut melibatkan biologi, epidemiologi, dan sedikit birokrasi juga.
Dilansir The Coversation, secara umum, setelah seseorang publik dari infeksi virus, tubuh akan menyimpan sel yang disebut limfosit dalam sistem tubuh.
Sel-sel ini akan 'mengingat' virus yang sebelumnya mereka lawan dan dapat bereaksi secara cepat untuk memberantasnya lagi.
Jika terkena virus yang sudah dimiliki, antibodi kemungkinan akan menghentikan virus sebelum mulai menyebabkan gejala. Orang tersebut menjadi kebal, dan ini juga prinsip di balik vaksin.
Sayangnya, kekebalan tidak sempurna. Untuk banyak virus, seperti penyebab gondongan, kekebalan dapat berkurang dari waktu ke waktu. Membuat seseorang rentan terhadap virus itu lagi di waktu lain.
Inilah sebabnya terkadang orang-orang membutuhkan vaksinasi ulang untuk infeksi tertentu, untuk mendorong sistem kekebalan tubuh membuat lebih banyak antibodi dan sel 'memori'.
Baca Juga: Kisah Perempuan Penyintas COVID-19, Buat Lagu dan Tetap Ditolak Usai Sembuh
Karena virus corona ini sangat baru, para ilmuwan masih tidak tahu apakah orang yang pulih dari Covid-19 kebal terhadap infeksi virus di masa depan.
Dokter menemukan antibodi pada pasien yang sakit dan pulih, dan itu menunjukkan perkembangan kekebalan. Tetapi masih ada pertanyaan, berapa lama kekebalan itu akan bertahan.
Virus corona lain seperti SARS dan MERS menghasilkan respons kekebalan yang akan melindungi seseorang setidaknya untuk waktu yang singkat.
Sayangnya, penelitian terhadap SARS-CoV-2 belum dilakukan untuk menjawab hal ini secara pasti.
Setelah banyak orang pulih, apa yang bisa mereka lakukan?
Apabila para ilmuwan dapat menunjukkan pasien yang pulih bisa menjadi kebal terhadap virus corona, maka mereka dapat membantu mendukung sistem perawatan kesehatan dengan merawat mereka yang terinfeksi.
Berita Terkait
-
Anggaran Daerah Dipotong, Menteri Tito Minta Pemda Tiru Jurus Sukses Sultan HB X di Era Covid
-
Korupsi Wastafel, Anggota DPRK Aceh Besar jadi Tersangka usai Polisi Dapat 'Restu' Muzakir Manaf
-
Indonesia Nomor 2 Dunia Kasus TBC, Menko PMK Minta Daerah Bertindak Seperti Pandemi!
-
Korupsi Wastafel Rp43,59 Miliar saat Pagebluk Covid-19, SMY Ditahan Polisi
-
Katanya Ekonomi Tumbuh 5,12 Persen, Kok BI Pakai Skema saat Covid-19 demi Biayai Program Pemerintah?
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- 7 Sunscreen yang Wudhu Friendly: Cocok untuk Muslimah Usia 30-an, Aman Dipakai Seharian
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 23 Oktober 2025: Pemain 110-113, Gems, dan Poin Rank Up Menanti
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan