Suara.com - Duh, Pemerintah Indonesia Sulit Dapat Reagen Untuk Tes Corona Covid-19
Juru bicara pemerintah untuk Covid-19 Achmad Yurianto mengakui jika pemerintah kesulitan mendapatkan alat kit atau reagen untuk pemeriksaan virus corona atau Covid-19. Pasalnya alat ini sedang dicari dan dibutuhkan banyak negara.
"Seperti kita maklumi dalam situasi pandemi seperti sekarang ini, maka semua negara di dunia yang terdampak Covid-19 membutuhkan reagen ini. Sementara dihadapkan pada kapasitas produksi, reagen ini yang terbatas," ujar Achmad Yurianto di Graha BNPB, Jakarta Timur, Kamis, (23/4/2020).
Karena kondisi tersebut, hanya ada 43 laboratorium berkapasitas Biosafety Level (BSL) II yang bisa beroperasi. Padahal ada 47 laboratorium bisa memeriksa virus corona.
Reagen ini harus didatangkan dari luar negeri. Sehingga gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 berusaha maksimal memburu reagen dari berbagai negara yang memproduksi. Beruntung kini pemerintah sudah mendapatkannya dari Korea Selatan.
"Secara bertahap dan secara berkelanjutan untuk mendapatkan reagen dalam rangka memenuhi kebutuhan. Pada tanggal 16 April kita sudah mendapatkan 10.000 tes. Pada tanggal 19 April 50.000 test. Pada tanggal 21 April 12.300 tes dan hari ini akan kita dapatkan lagi 15.000 tes yang saat ini sedang dalam penerbangan dari Korea Selatan ke Jakarta kita berharap malam ini sudah tiba," jelas Yurianto.
Rencananya pada 24 April akan ada 400.000 reagen kembali yang akan diterima. Reagen ini akan segera didistribusikan ke seluruh laboratorium BSL II yang tersebar di seluruh Indonesia.
"Sehingga pengujian sampel secara masif bisa kita lakukan. Sehingga pasien dalam pengawasan yang saat ini dirawat di berbagai Rumah Sakit bisa segera kita periksa. Termasuk pasien konfirmasi positif yang sedang dirawat bisa segera kita ikuti perkembangan laboratoriumnya," tutupnya.
Hingga 23 April 2020, ada sebanyak 195.948 orang dalam pemantauan (ODP) dan sebanyak 18.283 pasien dalam pengawasan (PDP) di Indonesia.
Baca Juga: Jubir COVID-19 Yuri: Tak Ada Untungnya Pemerintah Memanipulasi Data
Sementara itu, hari ini sudah ada sebanyak 59.935 spesimen atau sampel yang diperiksa dari 48.647 orang. Dari pemeriksaan itu didapati sebanyak 7.775 orang dinyatakan positif.
Beruntung sudah ada 960 orang sudah dinyatakan sembuh. Lagi-lagi disayangkan sebanyak 647 orang terpaksa harus meninggal dunia karena Covid-19.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Bukan Akira Nishino, 2 Calon Pelatih Timnas Indonesia dari Asia
- Diisukan Cerai, Hamish Daud Sempat Ungkap soal Sifat Raisa yang Tak Banyak Orang Tahu
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
Pilihan
-
Makna Mendalam 'Usai di Sini', Viral Lagi karena Gugatan Cerai Raisa ke Hamish Daud
-
Emil Audero Akhirnya Buka Suara: Rasanya Menyakitkan!
-
KDM Sebut Dana Pemda Jabar di Giro, Menkeu Purbaya: Lebih Rugi, BPK Nanti Periksa!
-
Mees Hilgers 'Banting Pintu', Bos FC Twente: Selesai Sudah!
-
Wawancara Kerja Lancar? Kuasai 6 Jurus Ini, Dijamin Bikin Pewawancara Terpukau
Terkini
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan
-
Bikin Anak Jadi Percaya Diri: Pentingnya Ruang Eksplorasi di Era Digital
-
Rahasia Tulang Kuat Sejak Dini, Cegah Osteoporosis di Masa Tua dengan Optimalkan Pertumbuhan!
-
Terobosan Baru! MLPT Gandeng Tsinghua Bentuk Program AI untuk Kesehatan Global