Suara.com - Ditemukan Virus Hepatitis E Baru, dari Tikus Menular ke Manusia
Sebuah virus hepatitis E yang awalnya diketahui hanya menginfeksi tikus, kini juga dapat mengifeksi manusia dan menyebabkan sakit. Sejauh ini, sebanyak 12 orang Hong Kong dilaporkan telah terinfeksi virus yang diberi nama lain HEV tersebut.
Meski demikian, bagaimana virus itu dapat menular kini masih jadi misteri.
Diwartakan laman Live Science, Selasa (13/5/2020) kasus pertama penularan virus hepatitis E tikus ke manusia terjadi di Hong Kong pada 2018 lalu.
Kasus paling baru terjadi pada 30 April lalu. Dilaporkan seorang laki-laki berusia 61 tahun dirawat di rumah sakit karena fungsi hati yang tidak normal. Hingga kini ilmuwan belum tahu bagaimana virus HEV menular.
Kasus terakhir ini yang kemudian cukup membingungkan ahli. Diketahui, rumah pasien tidak ditemukan tikus serta kotoran tikus. Ia juga belum pernah bepergian kemanapun. Ahli menduga pasien terinfeksi melalui makanan yang terkontaminasi kotoran hewan.
Tapi hingga kini terori ini belum terbukti. Ada asumsi bahwa ada hewan lain yang menjadi perantaran antara tikus dan manusia, sehingga virus itu bisa masuk ke tubuh manusia.
"Yang kami tahu, tikus tikus di Hong Kong membawa virus dan kami menguji manusia lalu menemukan virusnya. Tetapi bagaimana tepatnya virus itu berpindah, apakah tikus mencemari makanan atau hewan lain yang terlibat kita tidak tahu," ujar Dr. Siddharth Sridhar, Ahli Mikrobiologi Universitas Hongkong, salah satu peneliti yang menemukan HEV tikus pada manusia.
Hepatitis adalah penyakit peradangan hati, dan hepatitis E adalah infeksi hati yang disebabkan oleh virus hepatitis E. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika, jenis virus hepatitis pada manusia biasanya ditularkan melalui air yang terkontaminasi oleh kotoran manusia yang terinfeksi dan infeksi lebih umum terjadi di negara berkembang.
Baca Juga: Turun Rp 8.000, Harga Emas Antam Dibanderol Rp 903.000 per Gram
Menurut CDC, dalam kasus yang jarang terjadi orang dapat tertular penyakit karena memakan hewan tertentu yang terinfeksi virus termasuk babi hutan dan rusa.
Adapun gejalanya dapat berupa demam, mual, muntah sakit kuning yang ditunjukkan kulit atau mata berwarna kuning dan nyeri sendi. Banyak orang yang terinfeksi memiliki gejala ringan atau tanpa gejala, tapi penyakit ini bisa menyebabkan masalah yang lebih serius bagi orang dengan sistem kekebalan tubuh yang rendah.
Komplikasi memang jarang terjadi tetapi penyakit ini bisa menyebabkan gagal hati.
Di luar Hong Kong, satu-satunya kasus lain terjadi di Kanada dimana seseorang dilaporkan terinfeksi hepatitis E, pada 2019 dan orang yang tak lain seorang laki-laki baru saja bepergian ke Afrika.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
-
Dampingi Presiden, Bahlil Ungkap BBM hingga Listrik di Sumbar Tertangani Pasca-Bencana
Terkini
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia