Suara.com - Orang-orang yang rentan dengan penyakit di Inggris diizinkan keluar rumah sekali sehari dengan didampingi anggota keluarga mulai Senin (1/6/2020). Sedangkan, mereka yang hidup sendiri dapat bertemu tetangganya dengan tetap menjaga jarak sosial.
Bantuan berupa pengiriman makanan dan obat-obatan akan tetap diberikan kepada kelompok rentan tersebut.
Sekretaris Komunitas Robert Jenrick akan mengumumkan rinciannya pada konferensi pers pemerintah Downing Street hari ini, Minggu (31/5/2020).
Sekitar 2,2 juta orang diminta untuk tinggal di rumah ketika lockdown dimulai di Inggris. Mereka diidentifikasi berisiko sangat tinggi tertular virus corona.
Kelompok rentan itu seperti, penerima transplantasi organ tubuh, pasien kanker yang menjalani kemoterapi, wanita hamil dengan penyakit jantung, dan orang-orang dengan kondisi pernapasan parah seperti cystic fibrosis dan asma.
Beberapa orang kemudian dihapus dari daftar pelindung jika mereka tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai kelompok rentan.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan bahwa ribuan nyawa telah diselamatkan oleh mereka yang telah melindungi diri sendiri di dalam rumah.
"Kami telah melihat bagaimana kami dapat membuat hidup lebih mudah bagi mereka yang paling rentan. Jadi hari ini saya dengan senang hati mengonfirmasi bahwa mereka (kelompok rentan) akan dapat menghabiskan waktu di luar bersama orang lain, mengamati pedoman jarak sosial," katanya, dikutip dari BBC.
Meski begitu, beberapa ilmuwan telah menyatakan keprihatinan atas kebijakan pelonggaran peraturan lockdown di Inggris.
Baca Juga: Gitaris Kiss Bob Kulick Meninggal di Usia 70 Tahun
HealthSementara menurut Kantor Statistik Nasional, tingkat infeksi tetap sekitar 8.000 per hari.
"Banyak dari kita lebih suka melihat insiden turun ke tingkat yang lebih rendah sebelum kita bersantai," kata Profesor John Edmunds dari London School of Tropical Hygiene and Medicine dan salah satu penasihat pemerintah.
"Covid-19 menyebar terlalu cepat untuk mengangkat lockdown di Inggris," tweeted Jeremy Farrar, direktur Wellcome Trust.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Keberlanjutan Makin Krusial dalam Layanan Kesehatan Modern, Mengapa?
-
Indonesia Kini Punya Pusat Bedah Robotik Pertama, Tawarkan Bedah Presisi dan Pemulihan Cepat
-
Pertama di Indonesia, Operasi Ligamen Artifisial untuk Pasien Cedera Lutut
-
Inovasi Terapi Kanker Kian Maju, Deteksi Dini dan Pengobatan Personal Jadi Kunci
-
Gaya Bermain Neymar Jr Jadi Inspirasi Sepatu Bola Generasi Baru
-
Menopause dan Risiko Demensia: Perubahan Hormon yang Tak Bisa Diabaikan
-
Penelitian Ungkap Mikroplastik Memperparah Penyempitan Pembuluh Darah: Kok Bisa?
-
Lari Sambil Menjelajah Kota, JEKATE Running Series 2025 Resmi Digelar
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa