Suara.com - Ketika seluruh dunia tengah menunggu selesainya penelitian vaksin Covid-19, Presiden Brasil Jair Bolsonaro justru menegaskan bahwa warganya tidak wajib melakukan vaksinasi. Menurut Bolsonaro, kebanyakan orang melakukan vaksin karena dipaksa.
"Banyak orang ingin vaksin diterapkan dengan cara yang memaksa. Tetapi tidak ada undang-undang yang mengaturnya," kata Bolsonaro dalam siaran langsung Facebook dengan para pendukungnya, Kamis (3/9/2020) dikutip Channel News Asia.
Pernyataan itu juga didukung oleh Wakil Presiden Brasil, Hamilton Mourao. Ia menyampaikan sebelumnya bahwa vaksinasi massal mungkin akan dilakukan untuk melawan pandemi Covid-19 di Brasil, tetapi ia tetap sejalan dengan sikap Bolsonaro.
"Tidak ada cara bagi pemerintah - kecuali kita hidup dalam kediktatoran - untuk memaksa semua orang mendapatkan vaksinasi," kata Mourao dalam wawancara radio.
Brasil menjadi negara kedua kasus Covid-19 terbanyak di dunia dengan total telah lebih dari 4 juta kasus infeksi. Data dari situs worldometers.info, ada 44.728 orang di Brasil terinfeksi virus corona dalam 24 jam terakhir kemarin.
Sedangkan angka kematiannya telah mencapai 124.729 jiwa dan yang telah dinyatakan sembuh sebanyak 3.247.610 orang. Meski tinggi, para ahli berpendapat bahwa pertumbuhan kasus Covid-19 di Brasil telah menurun.
Para peneliti di Imperial College London menghitung bahwa tingkat penularan di Brasil atau R0 telah di bawah satu. Artinya setiap orang yang terinfeksi virus corona menyebarkan ke orang lain tidak lebih atau kurang dari satu.
Penurunan juga terjadi pada angka kematian Covid-19 per hari. Namun diakui statistik pemerintah masih tidak stabil. Meski angka kematian harian sempat di bawah 900 pada pekan lalu, namun kembali di atas 1000 kematian sejak dua hari lalu.
Sedangkan secara Global, pertambahan kasus Covid-19 belum menunjukan penurunan secara signifikan. Infeksi harian di seluruh dunia masih bertambah di atas 280 kasus.
Baca Juga: Pemprov Kepri Akan Keluarkan Pergub Terkait Keringanan Biaya Listrik Warga
Hingga saat ini total infeksi virus corona telah mencapai 26.455.962 orang tersebar di 215 negara. Amerika Serikat masih menjadi yang terbanyak dengan jumlah 6.334.055 orang.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan