Suara.com - Vaksin Covid-19 dari Sinovac yang sedang diuji klinis oleh PT Bio Farma tidak akan diberikan kepada seluruh kelompok usia masyarakat.
Namun Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dr Achmad Yurianto mengatakan vaksin Covid-19 ini hanya akan diberikan pada rentang usia 18-59 tanpa komorbid parah.
"Vaksinasi dilakukan kelompok usia dan syarat yang ditentukan. Jadi untuk vaksin produk Sinovac, Sinopharm, dan Cansino hanya untuk usia 18-59 tahun, dan mereka tidak boleh ada yang memiliki penyakit komorbid berat," ujar Yuri dalam diskusi secara virtual, Senin (19/10/2020).
Menurutnya, alasan usia yang boleh dilakukan itu karena sudah dilakukan pelaksanaan uji klinis fase 3 di sejumlah negara.
Sedangkan, orang yang di luar usia itu tidak ada data uji klinisnya, seperti pada usia 0-18 dan usia di atas 60 tahun.
"Tapi tentu kami tidak akan abaikan dan seiring berjalannya waktu kami akan melakukan penelitian, dan pengembangan. Tak hanya Indonesia, seluruh dunia akan melakukan uji klinis untuk rentang usia itu," kata dia.
Adapun, pemberian vaksin akan dilakukan secara berurutan yang lebih diutamakan untuk tenaga medis.
Terkhusus yang berada di rumah sakit dan puskesmas rujukan, serta tenaga medis yang bekerja di laboratorium tes Covid-19.
"Jumlah kelompok ini hampir sekitar 2 juta orang. Tetapi data ini akan kita update terus karena data nakes bukan hanya di PPSDM, tapi juga perlu ada update dari Dinkes kabupaten/kota," jelasnya.
Baca Juga: Ahli Biologi Molekuler: Pemerintah Jangan Terlalu Mengandalkan Vaksin Covid
Kemudian dilanjutkan kelompok pegawai pelayanan publik seperti Satpol PP, Polri, TNI yang selalu berada siap sedia sebagai garda terdepan.
Kemudian pelayanan publik lain misalnya pegawai yang memberikan layanan terhadap pengguna jasa bandara, stasiun, dan pelabuhan.
"Total orientasi awal mencapai 9,1 juta ditandai dengan adanya surat Emergency Use Authority dari BPOM, serta dari Kemenag dan MUI terkait kehalalan. Dan ini semua sedang berproses, mudah-mudahan semua bisa berjalan baik ke depannya," tutupnya.
Berita Terkait
-
Respons Krisis MBG, Menkes 'Potong Birokrasi', Gandeng Mendagri untuk Fast-Track Sertifikat Higienis
-
Kasus Keracunan Meningkat, Makan Bergizi Gratis Kini dalam Pengawasan Ketat!
-
Setelah Kasus Gigitan Anjing Rabies, Tabanan Evakuasi Anjing Liar
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
Terpopuler
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?