Suara.com - Pada beberapa pasien pulih Covid-19, antibodi yang mereka hasilkan malah menyerang sel sehat seperti yang terjadi pada penderita autoimun. Dalam kondisi ini, sistem kekebalan tubuh tidak menyerang virus tapi malah menyerang tubuh atau sel yang sehat.
Melansir dari Times of India, respons kekebalan yang salah arah ini dapat memperburuk Covid-19 menjadi lebih parah. Kondisi ini juga yang mungkin menyebabkan gejala jangka panjang.
"Ada kemungkinan bahwa Anda dapat memberikan pasien yang sesuai lebih keras dengan beberapa obat yang lebih agresif dan mengharapkan hasil yang lebih baik," kata Matthew Woodruff, ahli imunologi di Emory University di Atlanta dan penulis utama penelitian tersebut.
Hasil penelitan ini dilaporkan Jumat di server pracetak MedRxiv dan belum dipublikasikan dalam jurnal ilmiah. Tetapi para ahli lain mengatakan bahwa para peneliti yang melakukan studi ini cukup kaliber karena pekerjaan mereka yang cermat dan teliti.
"Saya tidak terkejut, tetapi menarik untuk melihat bahwa itu benar-benar terjadi," kata Akiko Iwasaki, ahli imunologi di Universitas Yale.
"Ada kemungkinan bahwa penyakit sedang hingga ringan dapat menyebabkan respons antibodi semacam ini," imbuhnya.
Dalam studi ini para peneliti mengamati 52 pasien dalam sistem perawatan kesehatan Emory di Atlanta yang diklasifikasikan memiliki Covid-19 parah atau kritis tetapi tidak memiliki riwayat gangguan autoimun. Namun, para peneliti menemukan kasus autoimun pada hampir separuh pasien.
Peneliti juga menemukan bahwa di antara separuh pasien yang sakit paling parah, lebih dari 70 persen di antaranya mengembangkan autoimun.
"Ini bukan hanya karena pasien bersangkutan memiliki respon imun seperti autoimun, tapi tanggapan kekebalan itu digabungkan dengan reaktivasi otomatis klinis nyata dan dapat diuji," imbuh Woodruff.
Baca Juga: Alhamdulillah, Negara Ini Berencana Gratiskan Vaksin Covid-19
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 7 Parfum Wangi Bayi untuk Orang Dewasa: Segar Tahan Lama, Mulai Rp35 Ribuan Saja
- 3 Pelatih Kelas Dunia yang Tolak Pinangan Timnas Indonesia
Pilihan
-
Toyota Investasi Bioetanol Rp 2,5 T di Lampung, Bahlil: Semakin Banyak, Semakin Bagus!
-
Gagal Total di Timnas Indonesia, Kluivert Diincar Juara Liga Champions 4 Kali
-
Rupiah Tembus Rp 16.700 tapi Ada Kabar Baik dari Dalam Negeri
-
Harga Emas Hari Ini di Pegadaian Kompak Naik!
-
IHSG Berpeluang Menguat Hari Ini, Harga Saham INET dan BUVA Kembali Naik?
Terkini
-
Cara Efektif Mencegah Stunting dan Wasting Lewat Nutrisi yang Tepat untuk Si Kecil
-
Kisah Pasien Kanker Payudara Menyebar ke Tulang, Pilih Berobat Alternatif Dibanding Kemoterapi
-
Pengobatan Kanker dengan Teknologi Nuklir, Benarkah Lebih Aman dari Kemoterapi?
-
Data BPJS Ungkap Kasus DBD 4 Kali Lebih Tinggi dari Laporan Kemenkes, Ada Apa?
-
Camping Lebih dari Sekadar Liburan, Tapi Cara Ampuh Bentuk Karakter Anak
-
Satu-satunya dari Indonesia, Dokter Ini Kupas Potensi DNA Salmon Rejuran S di Forum Dunia
-
Penyakit Jantung Masih Pembunuh Utama, tapi Banyak Kasus Kini Bisa Ditangani Tanpa Operasi Besar
-
Nggak Sekadar Tinggi Badan, Ini Aspek Penting Tumbuh Kembang Anak
-
Apoteker Kini Jadi Garda Terdepan dalam Perawatan Luka yang Aman dan Profesional
-
3 Skincare Pria Lokal Terbaik 2025: LEOLEO, LUCKYMEN dan ELVICTO Andalan Pria Modern