Suara.com - Pandemi virus corona Covid-19 telah menyebabkan ketakutan dan kecemasan banyak orang. Sebagian besar orang mungkin juga mengalami kebosanan parah sepanjang tahun ini yang bisa membahayakan kesehatan.
Dr Sandi Mann, seorang psikolog telah memperingatkan dampak serius pada kesehatan ketika mengalami kebosanan parah.
Riset menunjukkan ternyata rasa bosan bisa menurunkan harapan hidup. Sebuah penelitian tahun 1980-an terhadap pegawai negeri sipil usia 35 sampai 55 tahun menunjukkan bahwa mereka paling rentan terhadap penyakit kronis.
Bahkan mereka 30 persen lebih mungkin meninggal dunia dalam waktu tiga tahun, khususnya akibat penyakit kardiovaskular.
"Kami masih belum tahu persis rasa bosan bisa menyebabkan kematian terkait penyakit kardiovaskular. Tapi, kami tahu bahwa orang pasti akan mencari cara untuk mengatasi rasa bosan yang kadang tidak memikirkan dampak kesehatannya," ujar Dr Mann dikutip dari Mirror UK.
Orang yang mudah bosan bdalah orang yang terus-menerus mendambakan kebahagiaan untuk melarikan diri dari kehidupan sehari-hari, biasanya dengan cara minum alkohol atau obat-obatan terlarang.
Satu penelitian di Afrika Selatan menunjukkan kebosanan adalah penyebab utama seseorang lebih sering konsumsi minuman beralkohol, rokok, dan ganja.
Kebosanan selama pandemi virus corona ini tampaknya mendorong seseorang lebih banyak minum dari sebelumnya. Sebuah survei di Inggris juga menemukan lebih dari seperempat orang mengalami peningkatan konsumsi minuman beralkohol selama pandemi.
Studi oleh British Nutrition Foundation juga menemukan orang jauh lebih tidak memperhatikan asupan makan dan pola makannya selama pandemi karena kebosanan.
Baca Juga: Sasaran Vaksin Covid-19 Usia 18-59 Tahun, Terawan Beberkan Syaratnya
Meski begitu, rasa bosan akibat pandemi virus corona Covid-19 ini tak selamanya mengarah pada hal negatif. Rasa bosan ini juga bisa memberikan manfaat baik pada diri sendiri.
Kebosanan mampu mendorong seseorang untuk penasaran dan menemukan alternatif dalam melarikan diri dari hidup monoton. Itu bisa berarti mencari pekerjaan baru atau sekadar membuat beberapa perubahan positif dalam rutinitas.
Selain itu, penelitian telah menunjukkan bahwa orang yang merasa tindakan mereka tidak berarti sering kali dapat termotivasi untuk terlibat dalam perilaku yang bermakna. Ini membuat mereka lebih tidak egois, suka menolong, dan dermawan.
"Kami telah sering melihat ini selama pandemi. Kami telah melihat segala macam solusi kreatif yang luar biasa untuk masalah yang bermunculan karena kami punya waktu untuk berhenti dan berpikir," jelas Dr Mann.
Berita Terkait
Terpopuler
- Karawang di Ujung Tanduk Sengketa Tanah: Pemerintah-BPN Turun Gunung Bahas Solusi Cepat
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 6 Oktober 2025, Banjir Ribuan Gems dan Kesempatan Klaim Ballon d'Or
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga Mulai Rp6 Jutaan, Ramah Lingkungan dan Aman Digunakan saat Hujan
Pilihan
-
Waketum PSI Dapat Tugas dari Jokowi Usai Laporkan Penyelewengan Dana PIP
-
Ole Romeny Diragukan, Siapa Penyerang Timnas Indonesia vs Arab Saudi?
-
Wasapada! Trio Mematikan Arab Saudi Siap Uji Ketangguhan Timnas Indonesia
-
Panjatkan Doa Khusus Menghadap Kabah, Gus Miftah Berharap Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia
-
Profil PT Mega Manunggal Property Tbk (MMLP): Emiten Resmi Dicaplok ASII
Terkini
-
Langsung Pasang KB Setelah Menikah, Bisa Bikin Susah Hamil? Ini Kata Dokter
-
Dana Desa Selamatkan Generasi? Kisah Sukses Keluarga SIGAP Atasi Stunting di Daerah
-
Mulai Usia Berapa Anak Boleh Pakai Behel? Ria Ricis Bantah Kabar Moana Pasang Kawat Gigi
-
Varises Mengganggu Penampilan dan Kesehatan? Jangan Panik! Ini Panduan Lengkap Mengatasinya
-
Rahasia Awet Muda Dibongkar! Dokter Indonesia Bakal Kuasai Teknologi Stem Cell Quantum
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban