Suara.com - Harga dan menjadi salah satu topik perbincangan utama ketika membahasa vaksin dan imunisasi. Padahal menurut pakar, biaya vaksin dan imunisasi jauh lebih murah daripada biaya yang dikeluarkan saat berobat karena sakit.
Ya, vaksin merupakan cara efektif untuk mengatasi penyakit infeksi. Bahkan secara biaya, pemberian vaksin dinilai lebih murah daripada pengobatan penyakit infeksi tersebut.
"Memang sejak vaksinasi di perkenalkan pencegahan lebih murah. Kalau vaksin sekali, dua kali akan jauh berkurang daripada kalau sakit," kata Ketua Komnas Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) prof. DR. Dr. Hindra Irawan Sp. A. (K)., dalam webinar Keamanan Vaksin dan Menjawab KIPI, Kamis (19/11/2020).
Hindra mencontohkan, jika orang terinfeksi virus corona maka harus menjalani isolasi minimal 14 hari. Isolasi itu harus dilakukan meski pasien tidak mengalami gejala apa pun. Kondisi itu tentu telah merugikan pasien karena tidak bisa melakukan aktivitas dengan normal.
"Kita lihat warga yang kena covid, kalau kena komplikasi, rawat intensif itu biayanya luar biasa. Kalau sakit gak bisa cari nafkah, dirawat paling engga dua minggu. Kalau pun gak ada gejala tetap harus dua minggu, gak bisa dikorting. Jadi tetap vaksin lebih murah dan aman," ujarnya.
Namun diakui prof Hindra, masih ada masyrakat yang belum percaya dengan vaksin untuk mengatasi penyakit infeksi menular. Menurutnya, ketidakpercayaan itu muncul lantaran misinformasi yang juga didapat dari sumber tidak akurat.
"Saya tidak setuju dengan terminologi anti vaksin. Itu sebenarnya masih mispersepsi. Artinya pengertian belum mantap. Karena dapat info dari orang yang kurang baca dan bukan bidangnya," ujar prof Hindra.
Ia mengingatkan agar masyarakat mencarai informasi terkait vaksin melalui situs internet yang terpercaya melalui media massa. Juga narasumber yang sesuai bidangnya seperti Kementerian Kesehatan, dokter ahli, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), atau pun badan kesehatan negara lain.
"Jangan lihat dari web tidak jelas, whatsapp grup, itu membingungkan," ucapnya.
Berita Terkait
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
ASI Itu Bodyguard, Vaksin Itu Sniper: Kenapa Bayi Butuh Dua-duanya, Bukan Cuma Salah Satunya!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas
-
Waspada! Menkes Sebut Campak 18 Kali Lebih Menular dari COVID-19, KLB Mengancam Sejumlah Wilayah
Terpopuler
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Cara Edit Foto yang Lagi Viral: Ubah Fotomu Jadi Miniatur AI Keren Pakai Gemini
- Pemain Keturunan Rp 20,86 Miliar Hubungi Patrick Kluivert, Bersedia Bela Timnas Oktober Nanti
- Ramai Reshuffle Kabinet Prabowo, Anies Baswedan Bikin Heboh Curhat: Gak Kebagian...
Pilihan
-
Awas Boncos! 5 Trik Penipuan Online Ini Bikin Dompet Anak Muda Ludes Sekejap
-
Menkeu Purbaya Sebut Mulai Besok Dana Jumbo Rp200 Triliun Masuk ke Enam Bank
-
iPhone di Tangan, Cicilan di Pundak: Kenapa Gen Z Rela Ngutang Demi Gaya?
-
Purbaya Effect, Saham Bank RI Pestapora Hari Ini
-
Usai Dilantik, Menkeu Purbaya Langsung Tanya Gaji ke Sekjen: Waduh Turun!
Terkini
-
5 Rekomendasi Obat Cacing yang Aman untuk Anak dan Orang Dewasa, Bisa Dibeli di Apotek
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!