Suara.com - Tuberkulosis telah menyerang jutaan orang di dunia. Namun selama pandemi Covid-19, penanganan penyakit yang juga melibatkan paru-paru ini mengalami kemunduran.
"Tingkat identifikasi kasus TBC ini menurun hingga 42 persen, ini jauh sekali dari angka yang ditargetkan pada 2020 yaitu 80 persen," ujar dokter Reisa Broto Asmoro, pada Talkshow yang dilaksanakan Stop TB Partnership Indonesia (STPI) bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan RI pada Kamis (8/4/2021) melalui Zoom.
"Per 24 Februari 2021 juga menyatakan bahwa kesuksesan pengobaran TBC menurun 1 persen dibandungkan tahun sebelumnya," imbuhnya.
Menurut dokter Reisa, penurunan pelayanan kesehatan pada TBC juga menurun di berbagai sektor mulai dari pengobatan, pengobatan, dan deteksi dini.
"Ini merupakan penurunan terbesar yang terjadi pada kuartal kedua tahun 2020, sedangkan peningkatan terjadi pada pasien TB yang meninggal," tambah dokter Reisa.
Menurut dokter Reisa, masalah penurunan timbul akibat pandemi karena fasilitas kesehatan yang mengalami penurunan selama pembatasan wilayah, adanya ketakutan ke rumah sakit dan hoaks.
Dalam menangani kondisi tersebut, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan menyatakan bahwa mereka telah mulai melakukan penyesuaian dalam penanganan TBC selama pandemi.
"Kami telah melakukan berbagai sosialisasi ke tim bergerak cepat di puskesmas untuk melakukan tracing kontak," ujar Siti Nadia Wiweko dari Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes RI. Hal ini dilakukan karena gejala Covid-19 dan TBC hampir mirip, yakni batuk.
"Jadi kita sudah memberikan SOP untuk yang melakukan pelacakan kasus kontak di puskesmas ini untuk mendeteksi kalau dalam kasus Covid-19 ada satu tambahan pertanyaan apakah batuknya sudah lama dan adakah gejala lain seperti keringat di malam hari," imbuhnya.
Baca Juga: Cegah Tuberkulosis, Ini 6 Kebiasan untuk Membentuk Gaya Hidup Sehat
Saat telah dipastikan bukan Covid-19, maka akan diidentifikasi kembali apakah kasus tersebut adalah TBC. Selain itu, pengambilan obat untuk pasien TBC juga disesuaikan untuk mengurangi kontak langsung selama pandemi Covid-19.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 10 Rekomendasi Skincare Wardah untuk Atasi Flek Hitam Usia 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
-
Danantara 'Wajibkan' Menkeu Purbaya Ikut Rapat Masalah Utang Whoosh
Terkini
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025