Suara.com - Tuberkulosis alias penyakit TB atau TBC bisa menyerang siapa saja, termasuk anak-anak. Salah satu wilayah paling rentan penularan TBC pada anak-anak adalah di sekolah.
Untuk itu, penting bagi sekolah mengambil bagian dalam penanggulangan TBC, termasuk mencegah penularan ke anak-anak.
Data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut, 98 ribu orang meninggal dunia karena TBC setiap tahunnya. Angka ini setara dengan 11 kematian perjam.
Demi menurunkan penularan TBC pada anak, Plt. Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dr. Maxi Rein Rondonuwu menyebut Kemenkes sudah menyusun Pedoman Sekolah Peduli TBC.
"Pedoman ini merupakan bagian implementasi yang dilakukan oleh lintas sektor, baik itu provinsi maupun kabupaten/kota dalam mendukung partisipasi ini lewat pembina UKS," ungkapnya dalam keterangan pers yang diterima Suara.com.
Berdasarakn data dari Global TBC Report tahun 2020, Indonesia merupakan beban dengan TBC tertinggi kedua sesudah India, dengan perkiraan kasus tiap tahunnya sebesar 845.000 orang.
Sebelumnya, jumlah kasus TBC pada tahun 2019 sebesar 142.000 kasus, bahkan presentasi ini cukup besar di Indonesia, yakni 17 persen.
Selain itu, kasus TBC di tahun yang sama ada 63.113 atau 62 persen. Sisi lain, pengobatan TBC anak belum mencapai target yang diharapkan, bahkan pengobatannya baru 62 persen.
Adapun tujuan dari Sekolah Peduli TBC ini, adalah untuk menyebarluaskan informasi kepada seluruh lapisan masyarakat. Khususnya kepada ekosistem pendidikan.
Baca Juga: TBC Tak Kunjung Sembuh, Pria di Tebet Nekat Akhiri Hidup
Selain itu, untuk memperkuat peran satuan pendidikan dalam pembentukan karakter dan perubahan perilaku, perlu adanya pola hidup sehat.
“Gerakan ini menjadi penting karena TBC sudah jelas menyerang semua kelompok umur, termasuk anak-anak yang dilaporkan ada 1,12 juta anak di dunia yang terinfeksi TBC. Kita tahu bersama, TBC itu penularannya cepat dengan percikan ludah,” ungkap dr. Maxi lebih lanjut.
Sementara itu, Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Menengah Jumeri mengapresiasi penyusunan Pedoman Sekolah Peduli TBC ini. Ia berharap kepala sekolah, tenaga pendidikan, peserta didik, masyarakat lingkungan sekolah, dan orang tua dapat mengetahui dan menyadari bahaya ancaman TBC.
Ia juga mengimbau kepada LPMP (Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan), BP-PAUD (Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini), dan Dikmas (Pendidikan Masyarakat), turut aktif melakukan advokasi serta sosialisasi.
“Lakukan advokasi dan sosialisasi kepada dinas pendidikan di daerah masing-masing, tujuannya ini dapat meningkatkan pengetahuan sekaligus pemahaman TBC pada anak,” kata Jumeri.
Tag
Berita Terkait
-
TB Hasanuddin: Larangan Polisi Duduki Jabatan Sipil Sudah Jelas, Tapi Pemerintah Tak Pernah Jalankan
-
Kasus TBC di Jakarta Capai 49 Ribu, Wamenkes: Kematian Akibat TBC Lebih Tinggi dari Covid-19
-
Berantas TBC Lintas Sektor, Pemerintah Libatkan TNI-Polri Lewat Revisi Perpres
-
Soal Kerja Sama Keamanan RI-Australia, Legislator PDIP Ini Kasih 2 Catatan, Minta Prabowo Hati-hati
-
Menko PMK Pratikno Ajak Masyarakat Aktif Perangi TBC: Cegah Indonesia Jadi Peringkat Satu Dunia!
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 10 Rekomendasi Skincare Wardah untuk Atasi Flek Hitam Usia 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
-
Danantara 'Wajibkan' Menkeu Purbaya Ikut Rapat Masalah Utang Whoosh
-
Viral Biaya Tambahan QRIS Rp500: BI Melarang, Pelaku Bisa Di-Blacklist
-
Harga Minyak Dunia Merosot Imbas Stok AS Melonjak
Terkini
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025