Suara.com - Organisasi Kesehatan Dunia menyerukan moratorium atau menghentikan vaksin booster dosis ketiga Covid-19 setidaknya akhir September.
Ini untuk mengatasi ketidakadilan drastis dalam distribusi dosis antara negara kaya dan miskin. Demikian seperti dilansir dari France24.
Kepala Organisasi Kesehatan Dunia Tedros Adhanom Ghebreyesus mendesak negara-negara dan perusahaan yang mengendalikan pasokan dosis untuk segera mengubah arah dan memprioritaskan negara-negara yang kurang kaya.
Badan kesehatan PBB selama berbulan-bulan telah mengecam ketimpangan distribusi vaksin Covid-19 yang mencolok dan tumbuh, mencapnya sebagai kemarahan moral.
Israel bulan lalu mulai meluncurkan vaksin booster untuk usia di atas 60-an, dan Jerman mengatakan Selasa akan mulai menawarkan dosis ketiga vaksin Pfizer/BioNTech dan Moderna dua suntikan mulai September.
Inggris akan menawarkan 32 juta warganya dosis ketiga mulai awal September, dan Prancis juga merencanakan peluncuran suntikan booster untuk orang tua dan orang dengan gangguan kekebalan mulai awal musim gugur.
Tedros mengatakan pada konferensi pers bahwa dia mengerti mengapa negara-negara ingin melindungi warganya dari varian virus Delta yang lebih menular, yang pertama kali diidentifikasi di India.
"Tetapi kami tidak dapat menerima negara-negara yang telah menggunakan sebagian besar pasokan vaksin global menggunakan lebih banyak lagi, sementara orang-orang yang paling rentan di dunia tetap tidak terlindungi," katanya.
“Kami membutuhkan pembalikan yang mendesak, dari sebagian besar vaksin masuk ke negara-negara berpenghasilan tinggi, ke sebagian besar ke negara-negara berpenghasilan rendah.”
Baca Juga: Tangkap Peluang Pandemi, Pelaku Usaha Fesyen Harus Mulai Go Digital!
WHO ingin setiap negara telah memvaksinasi setidaknya 10 persen dari populasinya pada akhir September, setidaknya 40 persen pada akhir tahun, dan 70 persen pada pertengahan 2022.
Setidaknya 4,27 miliar dosis vaksin Covid-19 kini telah diberikan secara global, menurut hitungan AFP.
Di negara-negara yang dikategorikan berpenghasilan tinggi oleh Bank Dunia, 101 dosis per 100 orang telah disuntikkan.
Angka itu turun menjadi 1,7 dosis per 100 orang di 29 negara berpenghasilan terendah.
“Oleh karena itu, WHO menyerukan moratorium booster hingga setidaknya akhir September,” kata Tedros.
"Untuk mewujudkannya, kita membutuhkan kerja sama semua orang, terutama segelintir negara dan perusahaan yang mengendalikan pasokan vaksin global."
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Bukan Akira Nishino, 2 Calon Pelatih Timnas Indonesia dari Asia
- Diisukan Cerai, Hamish Daud Sempat Ungkap soal Sifat Raisa yang Tak Banyak Orang Tahu
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
Pilihan
-
Heboh Kasus Ponpes Ditagih PBB hingga Diancam Garis Polisi, Menkeu Purbaya Bakal Lakukan Ini
-
Makna Mendalam 'Usai di Sini', Viral Lagi karena Gugatan Cerai Raisa ke Hamish Daud
-
Emil Audero Akhirnya Buka Suara: Rasanya Menyakitkan!
-
KDM Sebut Dana Pemda Jabar di Giro, Menkeu Purbaya: Lebih Rugi, BPK Nanti Periksa!
-
Mees Hilgers 'Banting Pintu', Bos FC Twente: Selesai Sudah!
Terkini
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan
-
Bikin Anak Jadi Percaya Diri: Pentingnya Ruang Eksplorasi di Era Digital
-
Rahasia Tulang Kuat Sejak Dini, Cegah Osteoporosis di Masa Tua dengan Optimalkan Pertumbuhan!