Suara.com - Pakar epidemiologi mengingatkan tentang risiko penularan Covid-19 yang besar di ruangan tertutup, apalagi jika ruangan berada di area publik.
Epidemiolog Universitas Griffith, Australia, Dicky Budiman mengingatkan pentingnya gedung-gedung perkantoran maupun fasilitas publik tertutup harus memiliki sirkulasi udara yang baik.
Ia mengingatkan bahwa infeksi virus corona SARS Cov-2 itu bisa menular secara airbone atau melalui udara. Sehingga ruangan tertutup dengan ventilasi buruk, risiko penularan virus jadi lebih tinggi.
"Mekanisme penularan melalui udara yang disebut 'airbone aerosol' dan 'droplet'. Keduanya berkaitan dengan ukuran partikel udara," kata Dicky dalam webinar daring, Kamis (5/8/2021).
Dicky membenarkan, lonjakan kasus baru akhir-akhir ini, salah satunya kontribusi dari kluster ruangan tertutup seperti perkantoran, restoran, tempat ibadah, hingga sekolah.
Sebagai tindakan pencegahan virus, Dicky menyarankan agar masyarakat menggunakan masker dua lapis. Yakni maskes medis di dalam dan masker kain diarea luar. Selian itu, sebaiknya tidak pernah membuka masker saat berada di ruangan publik yang tertutup.
"Kita ini kalau ke luar rumah, di luar rumah itu sedang badai, potensi terpaparnya sangat besar sekali. Sekalipun kita menggunakan payung tetap akan cipratan terkena air," kata Dicky.
Sementara itu, praktisi pengelola bangunan Deddy El Rashid mendorong agar pengelola gedung mulai memperhatikan sistem ventilasi udara sebagai pelindungan ekstra pencegahan penularan Covid-19.
Pengelola gedung juga bisa menambah fasilitas dengan memasang sinar ultraviolet C (UVC) yang sesuai standar untuk membunuh bakteri dan virus.
Baca Juga: Gawat! Sehari Ratusan Warga Cianjur Positif Covid-19
"Kita menganjurkan menambah asupan udara bersih yang menjadi nominalnya dua kali pergantian udara dan mengganti filter yang lebih baik, yang memiliki efesiensi lebih tinggi," katanya.
Berita Terkait
-
Korupsi Wastafel, Anggota DPRK Aceh Besar jadi Tersangka usai Polisi Dapat 'Restu' Muzakir Manaf
-
Cucu Mahfud MD Jadi Korban, Pakar Sebut Keracunan MBG Bukti Kegagalan Sistemik Total
-
Krisis Keracunan MBG, Ahli Gizi Ungkap 'Cacat Fatal' di Dalam Struktur BGN
-
Indonesia Nomor 2 Dunia Kasus TBC, Menko PMK Minta Daerah Bertindak Seperti Pandemi!
-
Korupsi Wastafel Rp43,59 Miliar saat Pagebluk Covid-19, SMY Ditahan Polisi
Terpopuler
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?