Suara.com - Kepala CDC memberikan imbauan pada individu yang memenuhi syarat untuk menerika vaksin booster Covid-19 atau dosis ketiga. Ia mengatkan bahwa orang tersebut harus mencari tahu sendiri apakah dosis ketiga diperlukan.
“Kami memungkinkan orang untuk memenuhi syarat, tetapi mereka benar-benar harus mengidentifikasi risiko individu mereka sendiri dan keuntungan individu mereka sendiri,” kata Dr. Rochelle Walensky, direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit federal seperti dikutip dari NY Post.
Dalam sebuah wawancara, Walensky ditanya selama apakah orang sehat berusia 20 tahun yang bekerja di belakang meja harus mendapatkan suntikan booster. Ia mengatakan dia mengatakan jawabannya harus mempertimbangkan faktor-faktor seperti tingkat vaksinasi di wilayah tersebut.
“Saya akan mencoba dan memahami dari individu itu komunitas seperti apa? Berapa banyak orang yang memakai topeng? Apakah ada topeng di restoran? Apakah orang pada umumnya divaksinasi di komunitas itu untuk membuat keputusan pribadi tentang apakah orang itu ingin divaksinasi [dengan dosis ketiga]?” dia berkata.
Seperti diketahui, FDA pada hari Rabu menyetujui suntikan booster Pfizer untuk orang yang berusia di atas 65 tahun, mereka yang lebih tua dari 18 tahun yang memiliki kondisi medis mendasar yang membuat mereka lebih rentan terhadap penyakit, dan pekerja yang berisiko tinggi terkena virus dari paparan pekerjaan.
Mereka yang memenuhi syarat untuk dosis ketiga karena pekerjaan mereka termasuk petugas kesehatan, guru dan orang-orang yang bekerja keras di penjara, tempat penampungan tunawisma, toko kelontong dan transportasi umum.
Walensky mengakui bahwa menentukan apakah seseorang harus mendapatkan booster bisa “membingungkan” tetapi mengatakan bahwa mereka yang memenuhi syarat dapat berbicara dengan penyedia layanan kesehatan tentang apa yang harus mereka lakukan.
“Kami memiliki banyak sumber daya yang tersedia dengan apoteker Anda, dengan dokter Anda, dengan departemen kesehatan masyarakat Anda dan dengan CDC,” kata Walensky.
Pejabat tinggi kesehatan sebelumnya menganjurkan untuk memberikan dosis ketiga kepada semua orang Amerika sekitar delapan bulan setelah mereka menerima suntikan kedua - tetapi regulator federal membatalkan rencana tersebut, dengan alasan bahwa lebih banyak data diperlukan tentang kebutuhan dan keefektifannya.
Baca Juga: BPOM AS Memberi Izin Pfizer Digunakan sebagai Vaksin Booster untuk Kelompok Tertentu
Walensky mengatakan masih mungkin bahwa AS akan merekomendasikan dosis ketiga untuk semua orang.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia