Suara.com - Sarapan menyumbang 25 hingga 30 persen kebutuhan asupan harian manusia. Tapi, mirisnya sarapan di Indonesia sarat tinggi lemak jenuh.
Hal ini diungkap Dokter Spesialis Gizi Klinik, dr. Diana Felicia Suganda, Sp.GK, M.Kes, dalam survei kecil yang ia lakukan di 10 kantor di Jakarta.
Ditemukan di antara para pekerja yang tidak sempat sarapan di rumah, ada 3 menu sarapan paling diminati yaitu nasi uduk, bubur dan lontong sayur.
"Kita lihat apa komposisi masing-masing dan isinya, kalau nasi uduk ada santannya, terus lauk ada yang telur sebagai protein. Biasanya nasi uduk dilengkapi gorengan yang nggak mungkin 1, ada tahu, bala-bala atau bakwan, ditambah kerupuk," ungkap dr. Diana dalam acara Combiphar Ambil Alih Saham Simba Indosnack Makmur, Rabu (8/12/2021).
Komposisi sarapan yang paling banyak diburu inilah, yang menurut dr. Diana sangat tinggi lemak jenuh. Alhasil, komposisi sarapan tersebut malah jadi bumerang bagi tubuh untuk mulai beraktivitas.
"Akhirnya saat makan, tinggi lemak jenuh, tinggi juga dari sisi santan lemak jenuh. Hal yang terjadi lemak sulit dicerna oleh lambung, kalau dikonsumsi dalam jumlah besar," jelas dr. Diana.
Perlu diketahui, lemak jadi salah satu zat yang sulit dicerna tubuh, dan membutuhkan energi ekstra untuk mengolahnya.
Sementara kata dr. Diana, untuk mengeluarkan energi ini tubuh membutuhkan aliran darah di area pencernaan.
Jadi, darah yang seharusnya mengaliri otak agar tetap bisa berkonsentrasi, malah berpindah malah menuju pencernaan atau lambung.
Baca Juga: 5 Mitos Tentang Sarapan, Salah Satunya Percepat Penurunan Berat Badan
Akibatnya, tubuh jadi sulit fokus, lemas, bahkan mengantuk. Perasaan berenergi setelah sarapan jadi tidak tercapai, saat mengonsumsi sarapan tinggi lemak jenuh.
"Karena blood flow yang ke otak berkurang, menuju ke saluran cerna, ngantuk akibat konsumsi lemak terlalu tinggi, akhirnya risiko penyakit jangka panjang juga akan tinggi," jelas dr. Diana.
Maka, solusinya sarapan harus mengonsumsi karbohidrat kompleks seperti nasi merah, jagung, hingga gandum.
Sedangkan proteinnya, bisa diambil dari kacang-kacangan, dada ayam, atau ikan dan sebagainya. Lalu serat dan vitamin bisa diperoleh dari sayur dan buah.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Matic untuk Keluarga yang Irit BBM dan Murah Perawatan
- 58 Kode Redeem FF Terbaru Aktif November 2025: Ada Item Digimon, Diamond, dan Skin
- 5 Rekomendasi Mobil Kecil Matic Mirip Honda Brio untuk Wanita
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Sunscreen Wardah Untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Bantu Atasi Tanda Penuaan
Pilihan
-
Trofi Piala Dunia Hilang 7 Hari di Siang Bolong, Misteri 59 Tahun yang Tak Pernah Tuntas
-
16 Tahun Disimpan Rapat: Kisah Pilu RR Korban Pelecehan Seksual di Kantor PLN
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Makin Pedas
-
FIFA Atur Ulang Undian Piala Dunia 2026: 4 Tim Unggulan Dipastikan Tak Segrup
-
Pengusaha Sebut Ketidakpastian Penetapan UMP Bikin Investor Asing Kabur
Terkini
-
Stop Diet Ketat! Ini 3 Rahasia Metabolisme Kuat ala Pakar Kesehatan yang Jarang Diketahui
-
Indonesia Darurat Kesehatan Mental, Kasus Terbanyak: Depresi, Anxiety, dan Skizofrenia
-
Rekomendasi Vitamin untuk Daya Tahan Tubuh yang Mudah Ditemukan di Apotek
-
Horor! Sampah Plastik Kini Ditemukan di Rahim Ibu Hamil Indonesia, Apa Efeknya ke Janin?
-
Kebutuhan Penanganan Kanker dan Jantung Meningkat, Kini Ada RS Berstandar Global di Surabaya
-
Waspada Ibu Hamil Kurus! Plis Kenali Risikonya dan Cara Aman Menaikkan Berat Badan
-
9 Penyakit 'Calon Pandemi' yang Diwaspadai WHO, Salah Satunya Pernah Kita Hadapi
-
Kabar Baik Pengganti Transplantasi Jantung: Teknologi 'Heart Assist Device' Siap Hadir di Indonesia
-
Jennifer Coppen Ungkap Tantangan Rawat Kulit Sensitif Anaknya, Kini Lebih Selektif Pilih Skincare
-
Titiek Soeharto Klaim Ikan Laut Tidak Tercemar, Benarkah Demikian?