Suara.com - Kasus COVID-19 yang mengalami penurunan membuat otoritas Hong Kong mulai melonggarkan aturan pembatasan.
Mulai 1 April Hong Kong akan memperlonggar larangan penerbangan, mengurangi masa karantina turis asing, dan juga kembali membuka sekolah.
Kepala eksekutif Hong Kong Carrie Lam mengumumkan kebijakan tersebut setelah pemerintahannya dikritik oleh pelaku bisnis dan penduduk karena kota-kota lain di dunia mulai hidup bersama virus.
Penduduk di kota yang dikendalikan oleh pemerintah China itu semakin frustrasi dengan aturan-aturan ketat, beberapa di antaranya telah diberlakukan selama dua tahun lebih.
Larangan penerbangan dari Australia, Inggris, Kanada, Prancis, India, Nepal, Pakistan, Filipina dan Amerika Serikat akan dicabut mulai 1 April.
Perbatasan Hong Kong secara efektif telah ditutup sejak 2020 sehingga kota yang dikenal sebagai pusat keuangan global itu menjadi terisolasi.
"Larangan penerbangan tidak lagi tepat… (larangan) itu akan sangat mengganggu warga Hong Kong yang terjebak di sembilan negara ini jika larangan dilanjutkan," kata Lam dalam jumpa pers.
Karantina di hotel bagi pendatang akan dipersingkat dari 14 hari menjadi tujuh hari jika hasil tes negatif, kata Lam.
Sekolah akan menggelar pembelajaran tatap muka mulai 19 April setelah liburan Paskah, sedangkan tempat-tempat umum, seperti fasilitas olahraga, akan dibuka lagi mulai 21 April.
Baca Juga: Wow! Hong Kong Mulai Gunakan Obat Paxlovid untuk Menekan Kematian Akibat COVID-19
Aturan jarak sosial akan dilonggarkan secara bertahap mulai 21 April, ketika restoran boleh dibuka hingga setelah pukul 18.00 dan jumlah pengunjungnya ditambah dari dua menjadi empat orang per meja.
Kelab malam, pub dan pantai akan dibuka lagi pada tahap kedua, dan masyarakat boleh berolahraga di ruang terbuka tanpa masker.
Pelonggaran pembatasan COVID-19 diambil setelah pemerintah Lam berkali-kali dikecam politisi, media pro-Beijing dan di media sosial China, beberapa pekan sebelum kota itu menggelar pemilihan kepala eksekutif pada 8 Mei.
Lam menolak berkomentar apakah dia akan maju untuk masa jabatan berikutnya.
Rencana untuk melakukan tes COVID massal akan ditunda, kata Lam, berdasarkan pendapat para ahli bahwa waktunya tidak tepat.
Hong Kong memerlukan strategi yang jelas untuk menghadapi COVID ketimbang berusaha memusnahkan virus corona secara total, kata para ahli.
Meskipun bekas koloni Inggris itu secara resmi menerapkan kebijakan "nol dinamis" COVID seperti China daratan, Hong Kong telah beralih ke strategi mitigasi ketika jumlah kematian melonjak.
Hong Kong mencatat tingkat kematian tertinggi di dunia dalam beberapa pekan terakhir, lebih dari 24 kali dari kota saingannya Singapura.
Tingginya tingkat kematian akibat COVID disebabkan oleh banyaknya warga berusia lanjut yang tidak divaksinasi ketika varian Omicron yang cepat menular melanda panti-panti jompo sejak Februari.
Sejak awal pandemi, kota padat penduduk itu telah mencatat lebih dari 1 juta kasus infeksi dan sekitar 5 ribu kematian, sebagian besar dilaporkan pada bulan lalu. [ANTARA]
Berita Terkait
-
The Mira, Hotel Ramah Muslim Peraih Penghargaan di Hong Kong
-
Rayakan Dua Dekade, Hong Kong Disneyland Gelar Pesta Ulang Tahun Paling Magical
-
Mimpi Jadi Kenyataan, Joe Taslim Dapat Tawaran Main Film 'The Furious'
-
Semakin Ramah Muslim, Ini Panduan Destinasi Wisata dan Kuliner Halal di Hong Kong
-
Duo Mainaky Evaluasi Anak Didik Jelang China Masters 2025
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
Terkini
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!
-
Jantung Sehat di Usia Muda: 5 Kebiasaan yang Wajib Kamu Tahu!
-
Infeksi Silang di Rumah Sakit? Linen Medis Antivirus Ini Jadi Solusi!
-
Golden Period Jadi Kunci, RS Ini Siapkan Layanan Cepat Tangani Stroke