Suara.com - Penyakit tuberkolosis alias TBC masih jadi masalah di Indonesia. Apalagi selama pandemi Covid-19, penanganan TB mengalami hambatan.
Bahkan menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes), setiap jam ada sekitar 11 orang di Indonesia meninggal akibat tuberkolosis (TB).
"Hitung-hitungan kami sekitar 93.000 orang meninggal setiap tahun. Kalau dihitung jam, sekitar 11 orang meninggal per jam," ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kemenkes Didik Budijanto.
Oleh karena itu, lanjut dia, penanganan yang cepat dan efektif sangat penting dilakukan untuk mengatasi TB.
"Penemuan kasus sedini mungkin, pengobatan secara tuntas sampai sembuh, merupakan salah satu upaya yang terpenting dalam memutuskan penularan TB di masyarakat," katanya.
Pada 2021, ia menyampaikan penemuan kasus TB, baik terkonfirmasi dan diobati, mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya.
Pada 2021, disampaikan, kasus terkonfirmasi TBC sebanyak 473.006 orang, sedangkan kasus TB diobati sebanyak 402.502 orang. Sementara pada 2020, kasus terkonfirmasi TBC sebanyak 393.323 orang, sedangkan kasus TB diobati 362.418 orang.
"Penemuan kasus terkonfirmasi dan diobati itu memang masih di bawah Tahun 2019, tetapi sudah lebih tinggi dari 2020," tutur Didik.
Saat ini, lanjut dia, penemuan kasus dan pengobatan TB yang tinggi telah dilakukan di beberapa daerah, di antaranya Banten, Gorontalo, DKI Jakarta, Sulawesi Utara dan Sulawesi Barat.
Baca Juga: Indonesia Punya Potensi Hentikan Epidemi Tuberkulosis 2030, Bagaimana Caranya?
Sementara daerah dengan kasus TB paling banyak terkonsentrasi di Pulau Jawa, seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah.
“Sebenarnya TB itu biasanya ada di daerah yang padat, daerah kumuh, dan daerah yang PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat)-nya kurang, di situ potensi penularan TBC-nya tinggi," ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Dirjen Kesehatan Masyarakat, Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan kasus TB bukan hanya berdampak terhadap masalah kesehatan, tapi juga berdampak terhadap permasalahan ekonomi yang cukup besar bagi negara.
Ia menyampaikan, pemerintah Indonesia menganggarkan dana sebesar sekitar 515 juta Dolar AS atau setara dengan Rp7,3 triliun untuk melawan TB.
"Ini menggambarkan kebutuhan yang mendesak bagi seluruh negara untuk menginvestasikan sumber daya demi meningkatkan perjuangan dan mengakhiri tuberkulosis," tuturnya. [ANTARA]
Berita Terkait
-
Melalui MPPDN, Mendagri Tegaskan Dukungan Terhadap Perizinan Tenaga Medis dan Kesehatan
-
Kronologi Dokter Ahli Jantung Anak Tak Bisa Layani Pasien BPJS Padahal Mengabdi 28 Tahun di RSCM
-
Data Mencengangkan: Kasus Campak di Indonesia Naik Drastis! Apa yang Terjadi?
-
Alarm Kemenkes! KLB Campak Ancam Radang Otak, Orang Tua Diminta Segera Lakukan Ini...
-
Alarm Darurat TBC: Indonesia Peringkat 2 Dunia, Menko PMK Sebut Lebih Gawat dari Covid-19
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas