Suara.com - Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI, dr. M Syahril mengungkapkan, kasus gangguan ginjal akut misterius pada anak semakin menurun usai obat sirup yang dilarang disetop dikonsumsi untuk sementara.
Dalam keterangannya pada konferensi pers secara virtual pada Kamis (27/10/2022), dr. Syahril mengatakan, saat ini hanya terdapat 3 penambahan kasus baru sejak dilaporkan pada 24 Oktober lalu.
Sebelumnya, total kasus yang dilaporkan sementara yaitu 251 kasus. Namun, saat ini jumlah kasus total sekitar 269 kasus. Akan tetap, dr. Syahril menuturkan, 15 penambahan tersebut merupakan kondisi anak yang sakit sejak akhir September lalu dan baru dilaporkan.
“Data 26 Oktober 269 kasus ya naik dari tanggal 24 yaitu 251. Kenaikannya sendiri 18 kasus, tetapi yang benar-benar baru ada 3 kasus. Sementara yang 15 adalah kasus sudah terjadi akhir September tetapi baru dilaporkan. Angka pasien baru ini menurun setelah pelarangan pakai obat sirup,” ucap dr. Syahril dalam keterangannya.
Sementara itu, tercatat 27 provinsi yang saat ini dilaporkan mengalami kasus gangguan ginjal akut misterius. Sementara untuk 10 provinsi dengan kasus tertinggi di antaranya DKI Jakarta, Jawa Barat, Nanggroe Aceh Darussalam, Jawa Timur, Sumatra Barat, Bali, Banten, Sumatra Utara, Sulawesi Selatan, dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Untuk gejala yang dialami, dr. Syahril mengungkapkan, sebanyak 53 persen pasien mengalami anuria, yaitu tidak bisa keluarnya urine dalam tubuh. Sebanyak 22 persen pasien mengalami oliguria, yaitu penurunan frekuensi buang air kecil. Sementara 25 pasien mengalami gejala-gejala lain.
“Ini 53 persen pasien mengalami anuria jadi enggak bisa buang air kecil sama sekali, terus 22 peren oliguria menurunnya frekuensi buang air kecil, dan 25 persen tidak mengalami oliguria dan anuria, tetapi beberapa gejala yang dirasakan seperti demam, hilang nafsu makan, malaise, mual, muntah, ISPA, diare, dan lain-lain,” jelas dr. Syahril.
Untuk menangani kasus gangguan ginjal akut, dr. Syahril menegaskan, pihaknya akan terus mendata perkembangan pasien yang dilaporkan. Sementara itu, Kemenkes juga bekerja sama dengan berbagai pihak untuk terus meneliti lebih dalam penyebab serta cara mengatasi gangguan ginjal akut.
“Upaya di samping surveilans, kami melakukan penelitian dengan berbagai pihak karena penyebabnya bisa karena berbagai hal, dan juga memberikan obat antidotum Fomepizole yang sudah didatangkan untuk mengobati pasien gangguan gagal ginjal akut,” pungkasnya.
Baca Juga: Waspada Gagal Ginjal Akut Misterius, Catat Ini Gejala dan Cara Antisipasinya
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
Terkini
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia
-
Keberlanjutan Makin Krusial dalam Layanan Kesehatan Modern, Mengapa?
-
Indonesia Kini Punya Pusat Bedah Robotik Pertama, Tawarkan Bedah Presisi dan Pemulihan Cepat
-
Pertama di Indonesia, Operasi Ligamen Artifisial untuk Pasien Cedera Lutut
-
Inovasi Terapi Kanker Kian Maju, Deteksi Dini dan Pengobatan Personal Jadi Kunci
-
Gaya Bermain Neymar Jr Jadi Inspirasi Sepatu Bola Generasi Baru
-
Menopause dan Risiko Demensia: Perubahan Hormon yang Tak Bisa Diabaikan