Suara.com - Stunting masih menjadi masalah bagi kesehatan gizi masyarakat. Angka stunting yang masih cukup banyak ini memengaruhi kualitas individu serta daya saing bangsa.
Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Drg. Widyawati M.KM mengatakan,berdasarkan studi Status Gizi Indonesia 2021, 1 dari 4 anak lahir dengan kondisi stunting.
Stunting sendiri terjadi karena dipengaruhi berbagai faktor seperti kesehatan si ibu saat remaja, ketika hamil, pola makan balita yang salah, masalah ekonomi, budaya, serta sanitasi dan akses layanan kesehatan yang sulit.
“Stunting ini kondisi gagal tumbuh pada balita akibat kurang gizi, terjadinya karena berbagai faktor mulai dari kurang gizi saat remaja, masalah ekonomi, akses layanan kesehatan, dan lain-lain,” ucap Dokter Widyawati dalam webinar Bersama Cegah Stunting Melalui Aksi ABCDE, Kamis (27/10/2022).
Dokter Widyawati menuturkan, kasus stunting yang dialami tersebut juga tidak hanya berdampak pada individu itu sendiri, melainkan daya saing bangsa. Akibatnya, masalah stunting berdampak pada beberapa hal seperti berikut.
1. Penurunan kecerdasan
IQ anak stunting rata-rata 11 poin lebih rendah sehingga menyebabkan Indonesia tertinggal dengan negara lainnya.
2. Produktivitas rendah
Anak stunting diestimasi mengalami penurunan kapasitas sebesar 22 persen. Hal ini menyebabkan produktivitas dunia usaha menjadi tidak kompetitif.
Baca Juga: Hindari Kejadian Fatal, Kemenkes Imbau Orang Tua Kenali Gejala Awal Gangguan Ginjal Akut
3. Risiko terkena penyakit kronis tinggi
Anak stunting memiliki probabilitas kematian tiga kali lipat akibat penyakit-penyakit kesehatan. Hal ini juga membuat bebas kesehatan negara menjadi lebih besar.
Dalam menurunkan berbagai risiko di atas, Dokter Widyawati mengatakan, para tenaga kesehatan terus melakukan berbagai cara untuk mengurangi angka stunting di Indonesia, salah satunya dengan aksi ABCDE.
Dengan tagline “Cegah Stunting Itu Penting”, aksi ABCDE ini menyampaikan pesan-pesan untuk melakukan pencegahan dengan melakukan berbagai hal di antaranya.
A untuk “Aktif minum tablet tambah darah”
Para remaja wanita diharapkan dapat mengonsumsi tablet tambah darah (TTD) seminggu sekali. Konsumsi TTD. Sementara itu, untuk ibu hamil dapat mengonsumsi TTD minimal 90 tablet selama masa kehamilan.
Berita Terkait
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Sukses Intervensi Penurunan Stunting, Gubernur Ahmad Luthfi Terima Penghargaan Kemenkes
-
Menkeu Purbaya Siapkan 'Hadiah' Rp300 Miliar untuk Daerah yang Sukses Tangani Stunting
-
Admedika Hadirkan VIP Lounge di RSUP Kemenkes Surabaya, Tingkatkan Kualitas Layanan
-
Telkom Raih IDX Channel Award 2025 untuk Inovasi Aplikasi Cegah Stunting
Terpopuler
- Operasi Zebra 2025 di Sumut Dimulai Besok, Ini Daftar Pelanggaran yang Disasar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Mobil Keluarga Bekas Paling Dicari 2025, Murah dengan Performa Mumpuni
- 5 Mobil Sedan Bekas Pajak Murah dan Irit BBM untuk Mahasiswa
- 5 Rekomendasi Smartwatch Selain Apple yang Bisa QRIS MyBCA
Pilihan
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
-
Danantara 'Wajibkan' Menkeu Purbaya Ikut Rapat Masalah Utang Whoosh
-
Viral Biaya Tambahan QRIS Rp500: BI Melarang, Pelaku Bisa Di-Blacklist
-
Harga Minyak Dunia Merosot Imbas Stok AS Melonjak
-
Kiper Muda Rizki Nurfadilah Korban TPPO: Disiksa hingga Disuruh Nipu Orang China
Terkini
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025