Suara.com - Kasus pembunuhan terhadap bocah 11 tahun di Makassar, Sulawesi Selatan oleh dua remaja hingga kini masih menjadi sorotan. Berdasarkan informasi, motif pelaku melakukan pembunuhan bocah 11 tahun tersebut karena terobsesi untuk menjual ginjal korban.
Menanggapi masalah tersebut Ketua Asri Urology Center (AUC), Dr dr Nur Rasyid SpU (K) mengatakan, kondisi ini terjadi karena masih minimnya kemampuan baca masyarakat Indonesia. Pasalnya, untuk menjual ginjal sendiri bukanlah sembarangan.
Berdasarkan penjelasan dr. Nur, untuk menyumbangkan ginjal, ini membutuhkan proses agar bisa cocok dengan sosok yang didonorkan. Oleh sebab itu, mendonorkan ginjal dengan membunuh lalu menjualnya tidak masuk akal. Hal ini karena melakukannya tidak boleh sembarangan.
“Untuk disumbangankan, ginjal harus cocok dulu, selain itu tidak akan ada rumah sakit yang pake ginjal gak jelas, kalaupun cocok, ini juga harus dikerjakan ahlinya dan tidak boleh sembarangan,” jelas dr. Nur Rasyid konferensi pers Launching Transplantasi Ginjal Siloam Hospitals Asri, Jakarta, Kamis (12/1/2023).
Calon pendonor juga harus memenuhi persyaratan tersendiri. Mereka nantinya akan diperiksa terlebih dahulu. Kalau seandainya ginjalnya sesuai, ini baru diperbolehkan untuk mendonorkan ginjalnya.
“Kalau donor nanti akan diperiksa, kalau sesuai baru boleh,” sambung dr. Nur Rasyid.
Tidak hanya itu, dr. Nur Rasyid menjelaskan, mendonorkan ginjal karena adanya komersialisasi alias menjualnya juga pasti akan ditolak. Apalagi, pada 2019, 70 persen calon pendonor ditolak rumah sakit karena adanya komersialisasi.
Pihak advokasi juga hingga saat ini sudah mengetahui berbagai sukarelawan yang mau mendonorkan ginjalnya karena alasan komersialisasi.
Sependapat dengan dr. Nur Rasyid, Ketua Tim Transplantasi Ginjal Siloam Hospitals Asri, Prof Dr dr Endang Susalit SpPD KGEH mengatakan, membunuh seseorang untuk menjual ginjalnya juga akan sia-sia. Pasalnya, jika akan berguna didonorkan dengan transplantasi hidup.
Baca Juga: Kesulitan Ekonomi, Elly Sugigi Ngaku Hampir Jual Ginjal: Aku Nangis!
Artinya, proses pendonoran itu terjadi ketika pendonor masih hidup. Kalaupun pendonor sudah meninggal, ginjal harus segera ditransplantasikan. Kalau terlalu lama, hal ini akan sulit nantinya.
“Pendonor itu sejauh ini hidup, kalau jenazah bisa tapi waktunya gak lama, waktunya harus cepat seperti 6 jam gitu. Cuma itu juga harus sudah tahu cocok atau enggaknya dulu. Makannya enggak bisa sembarangan,” jelas Prof Endang.
Sebagai pengingat, peristiwa pembunuhan yang dilakukan dua remaja terhadap seorang bocah berusia 11 tahun ini berawal karena AR yang berusia 17 tahun dan MF berusia 14 tahun tergiur situs jual organ di internet.
Keduanya lantas mengajak korban dan membunuh korban dengan mencekiknya. Namun, AR dan MF tidak tahu di mana letak ginjal korban. Selain itu, situs jual organ yang ditemukan juga telah hilang. Keduanya lalu membuang jasad korban yang masih kecil itu ke Waduk Nipa-Nipa, kecamatan Moncong Loe, Kabupaten maros, Sulawesi Selatan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 5 Bek Kanan Terbaik Premier League Saat Ini: Dominasi Pemain Arsenal
Pilihan
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
-
Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
-
Tak Tayang di TV Lokal! Begini Cara Nonton Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17
Terkini
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
-
Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
-
Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
-
Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
-
Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
-
Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
-
Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara
-
Jangan Abaikan! SADANIS: Kunci Selamatkan Diri dari Kanker Payudara yang Sering Terlewat