Suara.com - Psikolog Klinis Rosdiana Setyaningrum mengatakan setelah pandemi Covid-19 ditemukan semakin banyak anak balita alami gangguan sensorik. Kondisi ini terjadi akibat terbatasnya ruang gerak anak bereksplorasi di dalam rumah.
Gangguan sensorik adalah kondisi yang mempengaruhi cara kerja otak dalam memproses stimulus yang diterima. Gangguan berhubungan erat dengan apa yang dilihat, didengar, dicium, dirasakan, atau disentuh oleh anak.
Menurut Rosdiana, pandemi Covid-19 membuat anak balita kekurangan interaksi dengan orang dan lingkungannya. Ini karena saat virus SARS CoV 2 merebak banyak anak bayi yang dilarang ke luar rumah karena lebih mudah tertular penyakit yang menyerang saluran napas tersebut.
"Di bawah usia 5 tahun ke itu anak-anak 'lulusan' Covid-19 nggak bisa keluar rumah, membuat interaksi mereka dengan orang dan lingkungan sangat amat kurang," ujar Rosdiana dalam acara diskusi di MS School dan Welbeing Center di Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (8/5/2024).
"Bahkan mereka kurang bergerak dan bermain di tempat yang luas, karena mayoritas masyarakat perkotaan saat ini tinggal di rumah minimalis dengan kamar berukuran kecil seperti di apartemen," lanjut Rosdiana.
Psikolog yang juga Center Director MS School dan Wellbeing Center ini menjelaskan balita yang tinggal di rumah minimalis dengan kamar sempit membuat anak-anak kesulitan bergerak bebas dan mengeksplorasi diri.
Apalagi kata Rosdiana, fase merangkak adalah tahap vital dan penting untuk merangsang saraf sensorik. Jika saraf sensorik yang meliputi 5 panca indra ini terlatih dan tereksplorasi secara baik, maka otak bisa berkembang dengan maksimal dan gangguan sensorik bisa dicegah.
"Jadi Ketika anak merangkak baru sebentar udah ketemu dinding, ketika berdiri ia udah mepet ke dinding dan jadi cepat jalan. Padahal penting buat orangtua memberikan ruang untuk bergerak dan merangkak sebaik mungkin pada anak," jelas Rosdiana.
Di sisi lain, terbatasnya ruang eksplorasi anak saat merangkak juga bisa mengganggu perkembangan otak, karena kemampuan saraf sensorik anak tidak bisa dirangsang maksimal. Efeknya bisa menyebabkan keterlambatan perkembangan hingga gangguan neurologis atau saraf pada anak.
Apalagi data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mencatat, sekitar 5 hingga 10 persen anak-anak mengalami keterlambatan dalam proses perkembangannya, dan diperkirakan 1 hingga 3 persen di antaranya anak berusia di bawah 5 tahun alias balita.
Berita Terkait
-
Psikolog Setuju Pasutri Baru Pisah Rumah dengan Mertua, Beneran Bikin Rumah Tangga Lebih Adem?
-
Psikolog Sentil Aksi Teuku Ryan Copot Cincin Kawin Saat Klarifikasi: Drama Banget, Enggak Perlu Sampai Begitu
-
Teuku Ryan Ogah Dengar Curhatan Ria Ricis, Psikolog Ingatkan Pasutri Harus Saling Dengar dan Menyimak
Terpopuler
- 3 Link DANA Kaget Khusus Hari Ini, Langsung Cair Bernilai Rp135 Ribu
- Karawang di Ujung Tanduk Sengketa Tanah: Pemerintah-BPN Turun Gunung Bahas Solusi Cepat
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
- 14 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 7 Oktober 2025, Gaet Rivaldo 112 Gratis
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Harga Emas Hari Ini: Antam di Pegadaian Rp 2,4 Juta per Gram, UBS dan Galeri 24 Juga Naik!
-
Ragnar Oratmangoen Ujung Tombak, Ini Susunan Pemain Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
BREAKING NEWS! Tanpa Calvin Verdonk, Ini Pemain Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Waketum PSI Dapat Tugas dari Jokowi Usai Laporkan Penyelewengan Dana PIP
-
Ole Romeny Diragukan, Siapa Penyerang Timnas Indonesia vs Arab Saudi?
Terkini
-
Langsung Pasang KB Setelah Menikah, Bisa Bikin Susah Hamil? Ini Kata Dokter
-
Dana Desa Selamatkan Generasi? Kisah Sukses Keluarga SIGAP Atasi Stunting di Daerah
-
Mulai Usia Berapa Anak Boleh Pakai Behel? Ria Ricis Bantah Kabar Moana Pasang Kawat Gigi
-
Varises Mengganggu Penampilan dan Kesehatan? Jangan Panik! Ini Panduan Lengkap Mengatasinya
-
Rahasia Awet Muda Dibongkar! Dokter Indonesia Bakal Kuasai Teknologi Stem Cell Quantum
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban