Suara.com - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membantu Pemerintah Provinsi DKI dalam mengawasi penggunaan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD).
"Kepada Pak Abraham Samad (Ketua KPK), kami mohon dibantu dalam pengawasan penggunaan APBD karena nilainya besar sekali," kata Jokowi usai penandatanganan Komitmen Pengendalian Gratifikasi bersama KPK di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa (4/3/2014) kemarin.
Menurut mantan Wali Kota Solo itu, terdapat lonjakan yang besar terkait nilai total APBD DKI pada tahun ini. Pada 2013 nilai APBD hanya Rp49,9 triliun, sedangkan pada 2014 melonjak tajam menjadi Rp72 triliun.
"Penambahan jumlah APBD kita kali ini tidak main-main, banyak sekali. Makanya, kami libatkan KPK dalam mengawasi penggunaannya. Saya juga ingatkan terus kepada para pejabat dan pegawai agar selalu berhati-hati dalam membelanjakannya," ujar Jokowi.
Pemprov DKI, dia menuturkan, juga berkomitmen untuk membenahi sistem transparansi dalam rangka menjaga dan mengendalikan gratifikasi di lingkungan Pemprov DKI.
"Saat ini, komitmen pengendalian gratifikasi di lingkungan Pemprov DKI sudah kita mulai dari pembenahan sistem pelayanan publik kepada masyarakat," tutur Jokowi.
Dia mengungkapkan pelayanan publik tersebut diterapkan melalui sistem elektronik internet (online) yang dimulai dari pajak online, penganggaran elektronik (e-budgeting), katalog elektronik (e-katalog) dan lain-lain.
"Kalau diperbaiki dan dibenahi secara terus-menerus, saya percaya sistem yang ada di DKI dapat menjadi lebih baik, begitu pula dengan pelaksanaan pembangunannya," kata Jokowi. (Antara)
Tag
Berita Terkait
-
Cegah Korupsi, Pemerintah Luncurkan Fitur e-Audit di e-Katalog Versi 6
-
KPK Periksa Sekjen Kemnaker Terkait Kasus Dugaan Pemerasan Eks Wamenaker Noel
-
Purbaya Blak-blakan Kondisi RI Era Jokowi: Ekonomi Susah, Swasta Enggak Dikasih Ruang
-
Johan Budi Dukung Abolisi dan Amnesti Tom Lembong - Ira Puspadewi, Tapi Kritisi Untuk Hasto
-
KPK Ungkap Linda Susanti yang Laporkan Dugaan Penggelapan Barang Bukti Ternyata Lakukan Penipuan
Terpopuler
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 8 Bedak Translucent untuk Usia 50-an, Wajah Jadi Flawless dan Natural
- Sepatu On Cloud Ori Berapa Harganya? Cek 5 Rekomendasi Paling Empuk buat Harian
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- Pemain Keturunan Jerman Ogah Kembali ke Indonesia, Bongkar 2 Faktor
Pilihan
-
Hasil SEA Games 2025: Mutiara Ayu Pahlawan, Indonesia Siap Hajar Thailand di Final
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
Terkini
-
DPR Usul Presiden Bentuk Kementerian Bencana: Jadi Ada Dirjen Longsor, Dirjen Banjir
-
Pemerintah Pulangkan 2 WN Belanda Terpidana Kasus Narkotika Hukuman Mati dan Seumur Hidup
-
Aksi 4 Ekor Gajah di Pidie Jaya, Jadi 'Kuli Panggul' Sekaligus Penyembuh Trauma
-
Legislator DPR Desak Revisi UU ITE: Sikat Buzzer Destruktif Tanpa Perlu Laporan Publik!
-
Lawatan ke Islamabad, 6 Jet Tempur Sambut Kedatangan Prabowo di Langit Pakistan
-
Kemensos Wisuda 133 Masyarakat yang Dianggap Naik Kelas Ekonomi, Tak Lagi Dapat Bansos Tahun Depan
-
27 Sampel Kayu Jadi Kunci: Bareskrim Sisir Hulu Sungai Garoga, Jejak PT TBS Terendus di Banjir Sumut
-
Kerugian Negara Ditaksir Rp2,1 T, Nadiem Cs Segera Jalani Persidangan
-
Gebrakan KemenHAM di Musrenbang 2025: Pembangunan Wajib Berbasis HAM, Tak Cuma Kejar Angka
-
LBH PBNU 'Sentil' Gus Nadir: Marwah Apa Jika Syuriah Cacat Prosedur dan Abaikan Kiai Sepuh?