Suara.com - Ledakan gudang penyimpanan amunisi di markas Pasukan Katak Armada RI Kawasan Barat, Pondok Dayung, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (6/3/2014), mengingatkan pada tragedi serupa yang pernah terjadi di Cilandak, Jakarta Selatan, pada 30 Oktober 1984. Waktu itu, gudang amunisi milik TNI AL juga meledak.
Kejadian tahun itu jauh lebih mengerikan dibandingkan yang terjadi di Pondok Dayung. Soalnya, gudang yang meledak di Cilandak merupakan tempat penyimpanan amunisi untuk senjata-senjata kelas berat. Sedangkan gudang di Pondok Dayung diperuntukkan bagi amunisi jenis senjata ringan, seperti pistol.
Rusli, warga Pangkalan Jati 1, Cinere, Depok, Jawa Barat, merupakan salah satu saksi mata peristiwa menyeramkan yang berlangsung pada tahun 1984.
"Kejadiannya mulai sekitar jam sembilan malam (21.00 WIB)," kata Rusli yang pada waktu itu masih duduk di bangku kelas 3 sekolah dasar. “Waktu itu orang rumah (keluarga) udah pada tidur.”
Di luar rumah terdengar suara ledakan bertubi-tubi. Orang-orang pun jadi penasaran. Mereka berhamburan keluar rumah untuk mencari tahu apa yang terjadi.
“Pokoknya waktu itu ngelihat kayak kembang api. Semburat warnanya, gitu,” ujar Rusli sambil memeragakan gerakan kembang api.
"Tiap kali terdengar suara desingan, tak lama kemudian ada ledakan," Rusli menambahkan.
Warga baru sadar kalau yang meledak adalah amunisi untuk senjata kelas berat setelah menyaksikan berbagai kerusakan di sekitar pemukiman.
"Pohon kelapa langsung putus keterabas peluru yang melayang," katanya.
Malam pun kian mencekam. Bumi terasa bergetar tiap kali rudal meledak di udara.
Jarak rumah Rusli dengan gudang penyimpanan amunisi milik TNI AL di Cilandak tak begitu jauh, hanya sekitar 1 kilometer. Itulah yang membuat warga jadi takut, bom bisa sewaktu-waktu jatuh ke rumah.
“Udah gitu kita pada lari. Semua nggak sempet bawa barang-barang. Saya yang masih kecil langsung digendong sama nyokap (ibu),” ujar Rusli sambil menirukan gerakan ibunya menggendong.
Semua warga kocar-kacir. Rusli ingat betul, suara ledakan keras terdengar sampai pagi hari. Saking takutnya, warga bersembunyi di balik tebing.
Ada kejadian yang tak bisa dilupakan Rusli lagi dari peristiwa itu. Pagi sekitar jam 07.00 WIB, warga sempat beli koran untuk mencari tahu berita tentang ledakan gudang amunisi yang menggegerkan itu. Saat membaca berita, beberapa peluru masih terlihat beterbangan. Pagi hari, warga belum berani pulang ke rumah masing-masing. Mereka baru pulang siang hari.
Berita Terkait
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 7 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Alpha Arbutin untuk Hilangkan Flek Hitam di Usia 40 Tahun
- 7 Pilihan Parfum HMNS Terbaik yang Wanginya Meninggalkan Jejak dan Awet
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
-
Menkeu Purbaya Mau Tangkap Pelaku Bisnis Thrifting
Terkini
-
Respons Kejagung Usai Sandra Dewi Cabut Gugatan Keberatan Perampasan Aset
-
Diduga Imbas Tabung Gas Bocor, Wanita Lansia Bos Warung Makan di Penjaringan Tewas Terpanggang
-
Gus Miftah 'Sentil' Soal Kiai Dibully Gara-Gara Es Teh, Publik: Belum Move On?
-
Buron! Kejagung Kejar Riza Chalid, WNA Menyusul di Kasus Korupsi Pertamina
-
Dilema Moral Gelar Pahlawan Soeharto, Bagaimana Nasib Korban HAM Orde Baru?
-
Pria Tewas Terlindas Truk di Pulogadung: Saksi Ungkap Fakta Mengejutkan Soal Utang Kopi
-
Telan Kerugian Rp1,7 Miliar, Kebakaran Gudang Dekorasi Pesta di Jaktim karena Apa?
-
Divonis 4 Tahun dan denda Rp1 Miliar, Nikita Mirzani Keberatan: Ini Belum Berakhir!
-
Bejat! Pemuda Mabuk di Tasikmalaya Tega Cabuli Nenek 85 Tahun yang Tinggal Sendiri
-
Ribka Tjiptaning PDIP: Soeharto 'Pembunuh Jutaan Rakyat' Tak Pantas Jadi Pahlawan!